Lihat ke Halaman Asli

Ronald Anthony

Penulis Lepas

Saturday Morning #76 - "Karena Matahari Tetap Bersinar Besok"

Diperbarui: 4 Desember 2021   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

"Forgiveness is giving up hope, that the past could be any different"  

- Oprah Winfrey

Kadang sadar atau tidak, waktu terasa berjalan dengan sangat cepat, rasanya baru minggu lalu saya punya full kegiatan di hari sabtu sampai sore, eh hari ini sudah seminggu, dan kosong pula, saya akan membayar lunas tulisan-tulisan saya yang tertunda mulai minggu ini, setidaknya itu ikhtiar saya. 

Perbincangan soal waktu yang berjalan dengan cepat, rasanya tidak hanya saya rasakan sendiri, beberapa teman saya juga mengatakan hal yang sama, "Kok hari-hari semakin cepat ya, rasanya baru kemarin kita begini, kok sudah seminggu lagi saja". Iya, tentu bagi yang punya rutinitas dan kesibukan, hari-hari pasti terasa cepat. 

Biasanya akan mulai terasa waktu cepat di hari minggu, seperti biasa setiap hari minggu malam adalah jadwal saya main kartu di Cafe 3/4, tempat biasa kami anak-anak PTC(Pontianak Tjhiap Kut Club) sebuah klub sebutan untuk kami-kami yang biasa bermain kartu box. Dan di akhir biasanya akan sellau disertai dengan kalimat " Ya Allah, besok senin lagi boii" Minggu lalu, sobat saya hengky sampai mengatakan, "Kenapa dari Senin-Minggu ada 6 hari, tapi kok dari Minggu ke Senin hanya 1 hari saja". Setelah dipikir-pikir benar juga ya kenapa demikian. Cuma kan, kita sadar kita tidak bisa mengubah itu, hanya bergumam saja. Wkwkwk.

Maka saya mulai sadar, waktu adalah sebuah hal yang paling berharga, menit demi menit, detik demi detik akan terus berlalu, karena waktu adalah komoditas kita yang paling berharga. Kita benar-benar hanya mengalami setiap hari, menit, detik, momen sekali dalam hidup, biasanya jarang terulang.  

Lebih jauh lagi, tulisan ini sebetulnya mengajak anda merenungkan dan dapat membantu kita memperlakukan hal-hal yang paling penting untuk digunakan dengan lebih hati-hati. Namun, seringkali ketika berbicara ini, rasanya ada sebagian besar dari waktu kita malah diisi dengan "Overthinking". Setuju atau tidak? Saya coba membuat daftar pertanyaan yang kerap kali muncul di kepala saya.

- "apa yang dipikirkan kaprodi, kalau saya mengakhiri kelas lebih awal?"

- "apa yang terjadi jika saya gagal dalam tes PPAT?"

- "apakah saya bisa mengerjakan ini?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline