Lihat ke Halaman Asli

Ronald Anthony

Penulis Lepas

Saturday Morning #13 - "Manfaat Pacaran Sambil Kuliah dan Kerja"

Diperbarui: 22 Agustus 2020   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Makin kesini saya merasa semakin tua, kemana-mana tidak dipanggil bang atau koh, sekarang seringnya dipanggil bapak. Meskipun, secara usia saya belum dapat dikatakan tua. Masih belum lebih dari 25 tahun lah. 

Tetapi, sekarang semakin sering ke suatu tempat maka penggunaan kata bapak sering dipakai ketika menyebut atau memanggil saya. Kadang rasanya saya berpikir apa muka saya yang tampak tua ya sehingga sering dipanggil bapak ketimbang koh?. Padahal, saya sudah rajin melakukan perawatan muka, apa yang salah ya? Wkwkwk.

Menyambung dengan itu ketua-an diatas, sekarang dengan pekerjaan yang saya geluti otomatis juga banyak bertemu dengan orang-orang yang lebih tua dan senior daripada saya, selain memang dari sisi positifnya dengan pekerjaan saya sekarang, banyak bertemu anak-anak muda. Rasanya fresh dan semangat muda semakin menggelora ketika bertemu mereka. 

Walaupun, kalau diperhatikan dengan seksama jarak umur kami tidaklah berbeda namun pasti ada perbedaan secara signifikan entah itu budaya dan sebagai macamnya. Contoh sederhana saja, pernah dalam suatu waktu di dalam kelas ketika kuliah berlangsung dan kemudian ada mahasiswa yang menyebut kata "Baget". 

Saya yang tak paham, setengah mati saya memikirkan apa maksud kata Baget, dan ketika otak sudah buntu, akhirnya mereka memberitahu bahwa baget adalah kepanjangan dari "Batu Banget" untuk menunjukkan orang yang keras kepala. 

Hari itu benar-benar rasanya menjadi hari kebalikan bagi saya, dimana Mahasiswa mengajar saya dalam kelas untuk materi kosakata anak jaman now. Tentu, saya tidak menutup diri untuk hal-hal yang baru seperti ini.

Perubahan-perubahan yang terjadi makin hari makin terasa, termasuk dalam gaya basa-basi orang Indonesia, saya tidak tahu apakah anda juga merasakan hal yang sama, sebagai contoh entah dalam beberapa pertemuan keluarga atau pertemuan lainnya, ada beberapa pertanyaan yang selalu ditanya misalnya "eh, mana calonnya?" atau dalam bahasa tiociunya "tok tiko le ceng?" atau "ho u ceng low!" atau kalau diartikan mana pasanganmu atau kamu boleh punya pacar lho. Wkwkwkwk. 

Terkadang, saya merasa basa-basi orang Indonesia agak kurang keren, kalau tidak berkisar soal kerja dimana, soal pasangan, sudah punya anak berapa, bobot tubuh, sudah makan belum dan sebagainya. 

Terkadang ketika mendengar basa-basi tersebut bikin kita sebagai yang ditanyai benar-benar merasa basi atau sedikit malas menjawab. Kalau saya pribadi sih biasa saja selama pertanyaan tidak menganggu hidup saya ya sudah, ya ditanya saja. Wkwkwk. 

Namun, tidak jarang jika saya ditanyakan seperti itu  saya sih selalu menjawab dengan diplomatis "ada kok pacarnya cuma memang pemalu anaknya, dan tidak mau diumbar-umbar". 

Meskipun sering ditanyakan kepada saya, hal itu tak luput saya tanyakan kepada mahasiswa. Biasanya ada dua pertanyaan yang saya ajukan yang pertama, siapa yang disini sedang bekerja atau magang sambil kuliah? rata-rata hampir semua mengangkat tangan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline