Dalam beberapa minggu kebelakang ini, banyak sekali mahasiwa-mahasiswi saya yang mengajak berdiskusi atau sekedar menanyakan kejadian yang terjadi di Amerika Serikat yaitu mengenai isu rasisme. Mereka penasaran soal berbagai macam tagar, cerita, sampai isu penjarahan yang sudah memenuhi media dalam beberapa minggu kebelakang.
Saya, sebetulnya menahan diri untuk bicara atau sekedar membahas dalam kuliah saya, bukan karena saya tidak berani atau apa. Tapi, saya berusaha untuk memposisikan diri untuk melihat secara lebih jernih bagaimana sesungguhnya perjalanan kasus ini.
Hal ini penting menurut saya agar supaya emosi juga tidak turut ikut dalam membahas kasus yang berkaitan dengan rasisme yang akhir-akhir ini juga tidak hanya muncul di negara paman sam tapi juga melanda bangsa kita.
"Semua Gara-Gara Media" hal ini yang barangkali saya katakan sebagai awal mula dari perjalanan kasus ini hingga menjadi heboh seperti sekarang. Kalau kita melihat secara jernih dari perjalanan kasus ini Seorang Polisi yang bernama Derek Chauvin memanglah bersalah karena menghilangkan nyawa George Floyd dengan cara menindih lehernya dengan lutut selama lebih kurang 9 menit, dan untuk itu Derek Chauvin memang layak untuk diadili atas tindakannya tersebut.
Belakangan terungkap juga latar belakang dari Derek Chauvin yang juga sedang akan diceraikan oleh Kellie Chauvin, seorang perempuan berusia 45 tahun. Sang Istri, Kellie adalah perempuan keturunan Asia yang dilahirkan di Laos 46 tahun silam.
Kisah soal Kellie dan keluarganya juga belakang terkuak bahwa mereka sempat mengungsi ke Thailand pada medio tahun 1977 akibat perang sebelum pada akhirnya mereka sekeluarga hijrah ke Amerika. Belakangan, sang istri juga diketahui merupakan pemenang dari salah satu kontes kecantikan dan menjadi perempuan pertama dari suku Hmong yang memenangkan gelar Mrs. Minnesota di Oakdale pada tahun 2018.
Perceraian yang terjadi antara Derek Chauvin dan Kellie ini tidak semaata-mata didasarkan oleh kejahatan yang dilakukan oleh Chauvin terhadap isteri dan anak-anaknya atau karena ketidak cocokan diantara mereka, perceraian ini dilakukan semata-mata untuk menyelamatkan anak dan isteri Chauvin dari kemarahan massa yang tidak terima atas insiden tersebut.
Pertanyaan yang terus muncul di benak saya setelah melihat latar belakang diatas memang membuat saya berpikir ekstra apakah kondisi yang terjadi di Amerika Serikat adalah murni karena masalah rasial yang sudah diberitakan media-media di Amerika dan tentunya juga diikuti terus perkembangannya oleh para netizen di Amerika.
Jika melihat berita diatas apabila Derek Chauvin adalah seorang yang rasis, kenapa istrinya seorang Asia yang lahir di Laos?. Lalu, mengapa masyarakat luas dengan mudahnya menyimpulkan bahwa insiden derek dan george ini adalah soal rasial?
Apakah insiden ini didasari hanya karena pelakunya adalah seorang polisi berkulit putih dan korbannya adalah seorang kulit hitam? Hingga saat ini, sampai sebelum kasus ini muncul ke permukaan masyarakat luas tidak ditemukan adanya bukti bahwa Derek Chauvin adalah seorang yang rasis!.
Namun, hal yang terjadi justru sebaliknya sebagai seorang polisi Derek Chauvin mendapatkan banyak dapat medali penghargaan atas kerja yang ia lakukan, dan banyak pula bukti yang menunjukkan bahwa Derek Chauvin adalah seorang polisi yang taat dan juga memiliki rekam jejak buruk di dalam benak para penjahat.