Lihat ke Halaman Asli

Ronald Wan

TERVERIFIKASI

Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Perang Dagang di Mata Penduduk AS dan Cina

Diperbarui: 28 Mei 2019   04:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bloomberg.com

Tensi perang kembali meningkat setelah Amerika Serikat (AS) meningkatkan tarif bagi USD 200 miliar barang eks China ke 25 persen (sebelumnya 10 persen). Bagaimana perang dagang dimata penduduk AS dan China?

Penduduk AS

Bob Best seorang manajer perusahaan AC dan pemanas, mengatakan kepada NPR "Saya bukan seorang pendukung tarif, saya adalah seorang pendukung perdagangan bebas. Namun jika seorang perundung tidak mendengar nasihat, tidak salah jika dipukul hidungnya"

Bob mendukung tindakan Trump untuk menerapkan tarif walaupun harga barang yang dijualnya meningkat sampai USD 150 per unit. Karena tarif yang dikenakan untuk produk aluminium dan besi oleh pemerintahan Trump.

Menurut Mohamed Younis kepala editor Gallup News (Gallup adalah perusahaan survei). 62 persen penduduk AS percaya bahwa perdagangan dengan China merugikan AS (tidak adil). Padahal AS adalah salah satu pendorong perdagangan bebas.

Cara agar penduduk AS bisa menerima kenyataan bahwa merekalah yang harus membayar tarif yang dikenakan untuk produk China adalah dengan mengobarkan semangat patriotisme. Menurut Henry Olsen peneliti senior di Ethics and Public Policy Center.

Pertanyaannya sampai kapan penduduk AS akan rela menanggung tambahan biaya akibat tarif?

Sedangkan sebagian dari produk China tersebut adalah milik perusahaan AS yang di outsource produksinya ke China, seperti Apple dan Nike. Sehingga penduduk AS terbiasa dengan produk yang berharga relatif murah namun berkualitas baik.

Baca: Pandangan yang Salah tentang Outsourcing

Penduduk China

Sama dengan penduduk AS, penduduk China juga sedang terbakar patriotismenya akibat perang dagang. Sebuah lagu berjudul perang dagang viral di WeChat.  "Jika musuh mau berperang, kami akan mengalahkannya sampai habis" sebuah potongan lirik lagu perang dagang. Sebuah lagu yang telah ditonton lebih dari 100 ribu penonton menurut Bloomberg.

Banyak terjadi penduduk China yang sebelumnya menggunakan Iphone mengganti ponselnya dengan merek yang lain. Mereka risih jika harus menggunakan produk AS di tengah tensi perang dagang yang menguat.

Hal ini juga pernah terjadi terhadap produk Jepang terutama mobil. Terkait dengan ketegangan hubungan politik China dan Jepang beberapa tahun yang lalu.

Perkembangan Perang Dagang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline