Lihat ke Halaman Asli

Ronald Wan

TERVERIFIKASI

Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Dari Klaim ke Klaim Kampanye Akbar 02

Diperbarui: 9 April 2019   05:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo Sandi (Kompas.com)

Harus diakui kampanye akbar paslon 02 berjalan dengan sukses. Banyak pendukung yang hadir serta tidak ada kejadian rusuh atau lainnya. Suasana agamis juga terbangun dengan baik. Namun permasalahannya ada pada dari klaim ke klaim kampanye akbar 02.

Klaim Bocor

Prabowo saat berpidato di kampanye akbar mengatakan bahwa KPK mendukung klaim beliau. Klaim yang mengatakan bahwa ada kebocoran anggaran sebesar 1.000 triliun rupiah. Bahkan KPK menurut Prabowo mengatakan yang bocor itu 2.000 triliun rupiah.

Prabowo mengatakan, jika dihitung selama lima tahun ke depan, maka kebocoran anggaran mencapai Rp 10.000 triliun. Menurut Prabowo, dengan anggaran sebesar itu, pemerintah dapat membangun ratusan pabrik untuk menyejahterakan rakyat. "Bayangkan lima tahun lagi yang hilang 10 ribu triliun. Bayangkan berapa ratus pabrik yang bisa kita bangun," ujar Ketua Umum Partai Gerindra itu. (Kompas.com)

Sekadar informasi dalam beberapa tahun ini APBN Indonesia berada dalam kisaran 2.000 triliun rupiah. APBN 2019 atau tahun ini adalah sekitar 2.400 triliun rupiah.

Jika dikatakan bocor 2.000 triliun maka tidak akan banyak jalan yang dibangun. Padahal pemerintah untuk membangun infrastruktur saja anggarannya sekitar 400 triliun. Untuk pendidikan sekitar 400 triliun juga. Gaji ASN sekitar 200 triliun. Dalam 5 tahun ke depan tidak ada lagi anggaran untuk semua itu, karena menurut Prabowo bocornya bisa terakumulasi 10.000 triliun.

Dalam 5 tahun ke depan negara akan bangkrut jika memakai asumsi Prabowo.

KPK sendiri memberikan klarifikasi. Seperti dikutip dari Kompas.com, Deputi Bidang Pencegahan KPK Pahala Nainggolan mengatakan pihaknya tidak memiliki kajian khusus tentang kebocoran 2.000 triliun.

Pahala mengatakan bahwa 2.000 triliun adalah potensi kehilangan penerimaan negara. Jika semua pembayar pajak patuh maka ada potensi penambahan sekitar 2.000 triliun penerimaan negara dari pajak.

Rasio pajak (perbandingan penerimaan pajak dengan PDB) sekarang ini berada di kisaran 10 persen. Penerimaan pajak tahun 2018 sekitar 1.300 triliun. Jika rasio pajak bisa ditingkatkan ke 20 persen saja maka akan penerimaan pajak akan bertambah 1.300 triliun.

Pahala bahkan membayangkan rasio pajak Indonesia bisa setara dengan negara-negara Skandinavia yang bisa mencapai 30-40 persen. Ini berarti potensi penerimaan negara bisa bertambah lebih dari 2.000 triliun.

Klaim Peserta Kampanye Akbar

Pada pukul 8.36 tanggal 7 April 2019 Kompas.com melansir berita berjudul "Prabowo: Ini Rapat Akbar Politik Terbesar dalam Sejarah RI"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline