Lihat ke Halaman Asli

Ronald Wan

TERVERIFIKASI

Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Apakah Gampang Menulis Fiksi?

Diperbarui: 29 Januari 2019   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Gampang? Kalau menurut saya gampang-gampang susah karena begitu saya mendapatkan ide dan membayangkannya di dalam pikiran. Sebuah cerita akan sangat mudah dituliskan.

Ide? Bisa dari mana-mana, seperti sebuah puisi saya tentang Raisa yang berjudul "Puisi untuk Raisa". Idenya berasal dari percakapan di sebuah WAG penulis yang kebetulan saya ikuti.

Lain halnya ide tentang "Ketika Bang Adi disemprot Mak Inem" idenya berasal dari berita yang cukup aktual pada waktu itu.

Namun ide untuk memasukkan video ke dalam cerita Mak Inem sedikit banyak dipengaruhi oleh Latifah Maurinta Wigati seorang Kompasianer yang lebih suka dipanggil Maurin. Maurin mempengaruhi saya dengan cerita-cerita yang dibuatnya.

Unik? Iya kalau menurut saya, karena setiap cerita yang dibuat Maurin selalu disisipi oleh video dan lirik lagu. Lagu yang mempengaruhi jalan cerita yang dibuatnya.

Jalan cerita yang menurut saya romantis idealis karena selalu menggambarkan tokoh-tokoh yang rupawan baik perempuan maupun laki-laki. Tahun 2018 Maurin membuat dua rangkaian cerita Tulang Rusuk Malaikat dan Langit Seputih Mutiara.

Tulang Rusuk Malaikat tokoh utamanya adalah Calvin Wan yang menurut saya sudah terlalu lama digunakan. Sehingga membuat saya sebagai salah satu pembacanya sering bingung, ini Calvin Wan dicerita yang mana?

Sedangkan Langit Seputih Mutiara, tokoh utamanya adalah Abi Assegaf. Sebuah keputusan yang tepat menurut saya untuk mengganti tokoh, sudah waktunya.

Menulis seperti Maurin memang tidak mudah. Bagaimana membuat serial atau boleh dibilang potongan-potongan cerpen yang merupakan satu kesatuan. Belum lagi mencari lagu yang bisa menjadi inspirasi.

Lagu yang diharapkan untuk didengarkan sambil membaca cerita yang dibuat oleh Maurin. Bisa menambah rasa menurut saya.

Membayangkan? Saya tidak suka terpaku di depan komputer untuk menunggu tulisan bisa mengalir. Saya lebih suka membayangkan apa yang akan menjadi garis besar cerita yang akan saya buat. Setelah matang baru ke laptop untuk mulai menulis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline