Pada hari Kamis 27 September 2018, PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menandatangani Sales and Purchase Agreement dengan Freeport McMoran (FM) untuk penjualan saham PT. Freeport Indonesia (PTFI).
Perjanjian ini adalah mengikat dan Indonesia akan resmi menguasai 51 persen saham PT. Freeport Indonesia setelah melakukan pembayaran senilai US$ 3,85 miliar. Sekitar 10% saham PTFI akan diberikan kepada pemerintah daerah Papua.
Negosiasi untuk pengambilalihan saham ini memakan waktu cukup lama, sekitar 1,5 tahun. FM sempat menawarkan kepada pemerintah untuk membeli 10.64% saham PTFI dengan nilai US$ 1,7 miliar pada tahun 2015. Namun tawaran tersebut ditolak.
Apa alasan di balik menyerahnya Freeport Mcmoran?
Kontribusi penjualan
Mengutip laporan keuangan FM pada tahun 2017. Penjualan tembaga PTFI menyumbang sekitar 27% (lihat gambar di atas) dibanding total penjualan.
Sedangkan penjualan emas PTFI menyumbang 93% dari seluruh penjualan emas FM. Bukan jumlah yang kecil menurut saya.
FM akan kehilangan 27% penjualan tembaganya dan 93% penjualan emasnya jika tidak menjual saham PTFI kepada NKRI. Total menurut Bloomberg, PTFI menyumbang sekitar 47% pendapatan FM.
Cadangan Mineral
Mirip dengan penjualan, PTFI juga memiliki cadangan mineral yang cukup besar. Sebanyak 28% cadangan tembaga dan 98% cadangan emas dari total cadangan mineral yang diakui FM (lihat gambar di atas). Cadangan yang menjadikan Grassberg sebagai tambang emas terbesar di dunia dan nomor tiga terbesar untuk tembaga.