Rupiah sedang mengalami tekanan yang bertubi tubi. Nilai tukar Rupiah melemah dan Dollar AS menguat. Hingga sampai dengan Jumat 31 Agustus 2018, Rupiah berada di posisi Rp 14.710 per satu dollar AS (Bloomberg).
Pertanyaan yang menggelitik adalah apakah Rupiah melemah atau dollar yang menguat?
Dollar AS menguat
Tidak bisa dipungkiri bahwa memang dollar AS sedang mengalami penguatan terhadap hampir seluruh mata uang dunia.
Ada beberapa penyebab:
Suku bunga Amerika Serikat yang terus ditingkatkan secara agresif. Hal ini menyebabkan investor yang tadinya menanamkan uangnya di luar negeri, pulang kampung. Karena risiko investasi di AS lebih rendah dengan bunga yang mulai meningkat.
Quantitative Tightening, jika sebelumnya The Fed melakukan kebijakan quantitative easing yang dimana mereka membeli surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah AS dan bank dengan tujuan menambah uang beredar dengan bunga yang murah.
Sekarang ini kebijakan ini dibalik, setiap surat utang yang jatuh tempo uangnya ditarik kembali dan tidak dibelikan lagi surat utang baru. Ini menyebabkan likuiditas atau jumlah dollar AS yang beredar berkurang dan menyebabkan hukum permintaan penawaran berlaku. Sehingga dollar AS menguat jika dibandingkan dengan mata uang lain.
Turunnya Tarif Pajak AS, banyak uang perusahaan AS yang ada di luar negeri kembali ke AS. Kembali hal ini menyebabkan berkurangnya dollar AS yang beredar di luar AS.
Donald Trump, berhasilnya Trump menjadi presiden AS menjungkir-balikkan semua yang tadinya dianggap normal.
Perang dagang dimulai dan bukan hanya terhadap China tetapi ditujukan kepada semua negara termasuk ke sekutu AS yang biasanya sangat erat hubungannya. Ini hanya salah satu hasil Donald Trump, cara menyampaikan sesuatu lewat Twitter juga membuat orang terkaget-kaget.