Lihat ke Halaman Asli

Ronald Wan

TERVERIFIKASI

Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Lombok Butuh Gerakan Nyata, Bukan Lagi Sekadar Tagar

Diperbarui: 8 Agustus 2018   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Saat ini Indonesia sedang berduka pulau Lombok yang baru mencoba memperbaiki kerusakan gempa yang terjadi di 29 Juli 2018 (Magnitudo 6,4 skala Richter). Kembali dilanda gempa yang lebih besar pada hari Minggu 5 Agustus 2018 dengan magnitudo 7 skala richter. Sampai dengan Selasa (7-8-2018) siang mengutip Kompas.com:

  • Jumlah pengungsi diperkirakan mencapai 20 ribu orang
  • Kerusakan terparah ada di daerah Lombok utara
  • Korban meninggal diperkirakan mencapai 105 orang
  • Korban luka diperkirakan 236 orang

Kemungkinan adanya gempa susulan masih bisa terjadi menurut Sutopo, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Gempa yang disebabkan adanya tumbukan sesar dan berpusat di lereng Rinjani sempat menyebabkan sekitar 500 orang terjebak pada saat mendaki gungung Rinjani.

Ribuan turis dan penduduk juga diungsikan dari Gili Trawangan akibat takut dengan adanya potensi tsunami.

Di media sosial ramai dengan tagar pray for Lombok dan pray for NTB yang menurut saya bagus karena menyedot perhatian ke Lombok yang membutuhkan bantuan.

Namun di sisi lain adanya hoaks mengenai gempa dan tsunami benar-benar menunjukkan kebuasan dunia maya yang tidak peduli dengan akibatnya. Hanya mungkin mengejar viral dan bisa juga mengejar hasil uang dari iklan yang masuk.

Belum lagi ada politisasi gempa Lombok yang menurut saya tidak pantas.

Sekarang ini bukan lagi saatnya hanya membagi foto, mencuit, membuat status di FB dan atau media sosial lainnya. Lombok sudah mendapatkan perhatian dan  sekarang membutuhkan bantuan.

Pagi ini (Rabu 8-8-2018) membaca artikel utama harian Kompas para korban gempa di Lombok masih kekurangan makanan, obat dan logistik lainnya.

Bagi Anda yang berniat menyumbang uang bisa disalurkan melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas. Sumbangan dikirimkan melalui BCA Cabang Gajah Mada, Jakarta, dengan nomor rekening 012.302143.3, atas nama Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas. Akan ditutup pada 21 Agustus 2018.

Untuk sumbangan berupa barang bisa melalui TNI dapat menghubungi Letkol Indarwaman (Ster TNI) di nomor telepon 08126790682 atau Letkol Yosep di nomor telepon 08187264089 dan 021-8011126. Kompas.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline