Lihat ke Halaman Asli

Ronald Wan

TERVERIFIKASI

Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Seperti Apakah "Department Store" di Masa Depan?

Diperbarui: 31 Januari 2018   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (https://www.pairfum.com)

Zaman sekarang yang dicari orang adalah pengalaman, bukan lagi sekadar barang biasa. Itulah sebabnya mengapa lebih banyak orang yang berwisata atau hanya nongkrong di restoran dibandingkan dengan hanya membeli barang.

Baca "Perubahan Pola Belanja"

Banyak sudah ritel tradisional yang berguguran, seperti Toys R Us. Dulu ritel tradisional berjaya dan melakukan eskpansi dengan membuka toko di mana-mana. Toko-toko ini membutuhkan biaya sewa dan menggaji karyawan serta membutuhkan stok yang cukup. Kesemuanya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Ketika toko online mulai berkembang, ritel tradisional mulai gagap atau boleh dibilang kalah dalam hal struktur biayanya. Toko online hanya menampilkan gambar dan video untuk menjual produknya. Memiliki stok hanya satu buah pun bisa berjualan. Karena stok barang tidak perlu dilihat oleh konsumen, hanya jumlah stok yang tersedia yang perlu ditampilkan. Ritel tradisional membutuhkan stok yang bisa memenuhi toko agar menarik.

Karyawan juga tidak perlu sebanyak ritel tradisional dan kebutuhan toko online bukan ruang pamer yang sewanya mahal (di mall atau lokasi strategis) melainkan hanya gudang yang sewanya relatif lebih murah.

Perubahan-perubahan yang sebenarnya perlu dipelajari dan dicari sebuah strategi bagaimana caranya agar bisa bertahan atau bahkan lebih berkembang. Bagi para pengusaha ritel tradisional.

Pengalaman pribadi di saat sudah mulai berkembang toko online. Misalnya saya ingin membeli ponsel, saya akan datang ke toko fisik dan melihat bentuk ponsel tersebut. Jika perlu tanya-tanya mengenai keunggulannya. Mencari review sebuah ponsel di internet serta membandingkan harganya. Jika lebih murah di toko online maka saya akan beli di toko online. Begitu juga sebaliknya.

Dalam imajinasi saya, department store (dept store) masa depan  mungkin tidak lagi seluas dept store sekarang. Konsepnya akan berubah, yang bisa jadi akan menjadi resto. Semua pelayan akan mengenakan pakaian yang dijual di sana sehingga orang bisa melihat bagaimana sebuah pakaian jika dipakai.

Tidak hanya bagi yang bertubuh ideal, mungkin ada pakaian yang ditujukan kepada orang yang bertubuh kurus dan juga bertubuh gemuk. Pengalaman saya (yang mungkin saja salah), wanita akan tertarik dengan pakaian yang dilihat bagus dipakai oleh oleh lain, terutama artis. Pakaian yang dipakai Kate Middleton sangatlah laris.

Jadi sambil nongkrong dan ngopi di sebuah dept store akan terasa sedang menyaksikan pergelaran busana. Jika tertarik, bisa mencoba dan jika jadi beli, barang akan dikirimkan ke rumah. Dua hal yang dipenuhi kebutuhan akan pengalaman dan penghematan akan jumlah stok yang harus disediakan.

Toko elektronik dan mainan juga bisa melakukan hal yang sama. Cuma mungkin bedanya tidak ada karyawan toko yang berlalu lalang dengan menggunakan barang tersebut. Namun pelanggan bisa ngopi dan mencoba barang tersebut. Barang akan dikirimkan ke alamat jika jadi membeli.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline