Lihat ke Halaman Asli

Ronald Wan

TERVERIFIKASI

Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Tren Biaya Energi Terbarukan

Diperbarui: 25 Januari 2018   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (https://www.vox.com)

Pemertintah memiliki target bauran energi nasional, 23% nya dihasilkan oleh pembangkit dengan klasifikasi energi terbarukan. Energi terbarukan adalah energi terutama listrik yang dihasilkan bukan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil. Misalnya pembangkit tenaga angin, air, matahari, bio massa dan bio fuel.

Indonesia sekarang ini adalah negara yang merupakat "net-importer" minyak. Artinya hasil tambang minyak Indonesia masih kurang dibanding dengan kebutuhan dalam negeri. Gas dan Batu Bara masih bisa diandalkan.

Indonesia sebenarnya telah cukup lama mencoba mengembangkan pembangkit listrik yang ramah lingkungan terutama tenaga air. Mungkin karena tingkat kesulitan pembangunannya (waduk) yang memakan area yang cukup luas dan biasanya dengan memindahkan banyak desa. Sehingga akhirnya fokus dipindahkan ke pembangkit dengan bahan bakar gas dan batu bara.

Polemik tentang bagaimana bisa tercapainya bauran energi tahun 2025, terjadi. Pengusaha tentu ingin harga semahal mungkin sedangkan pemerintah ingin agar harga bisa masuk akal. Demi menjaga agar harga listrik tidak harus naik banyak.

Tren harga energi terbarukan, kemana?

Perkembangan harga teknologi salah satunya ditentukan oleh skala ekonomi. Semakin banyak orang pakai maka harga seharusnya semakin murah. Namun terkadang perusahaan teknologi membuat tambahan-tambahan yang sebenarnya tidak signifikan demi mempertahankan harga. Contohnya adalah industri smartphone.

Pada awal ditemukan sel matahari yang digunakan untuk mengumpulkan energi dari matahari untuk diubah menjadi listrik sangatlah mahal. International Renewable Energy (IRENA), sebuah organisasi yang memiliki sekitar anggota 150 negara, baru-baru ini mengeluarkan sebuah laporan tentang tren harga energi terbarukan.

IRENA mengatakan bahwa biaya untuk membangkitkan listrik tenaga angin di darat (ada juga yang membuatnya di laut) turun sekitar 23% sejak tahun 2010. Sedangkan pembangkit energi matahari telah turun sebanyak 73% sejak tahun 2010.

Secara global pembangkit tenaga angin darat membutuhkan biaya sekitar USD 0,06 per kwh, sebagian bahkan cuma membutuhkan biaya USD 0,04 per kwh. Biaya pembangkit tenaga matahari telah turun menjadi USD 0,1 per kwh.

Sebagai perbandingan pembangkit dengan bahan bakar fosil membutuhkan biaya antara USD 0,05 sampai dengan USD 0,17 per kwh.

Penurunan ini diperkirakan akan terus berlanjut dan pada tahun 2020 biaya pembangkit dengan energi terbarukan akan mampu bersaing dengan pembangkit bahan bakar fosil. Diperkirakan bahkan dalam dua tahun (2020) biaya pembangkit energi matahari dan angin darat akan bisa mencapai USD 0,03 per kwh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline