Lihat ke Halaman Asli

Ronald Wan

TERVERIFIKASI

Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

"Peer To Peer Lending", Sebuah Tren di Dunia Fintech

Diperbarui: 11 Desember 2017   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (https://www.lawyer-monthly.com)

Minjam duit dong, mungkin perkataan ini sering kita dengar atau kita sendiri juga sering mengatakannya. Saya pribadi pernah juga mengalami situasi di saat benar-benar membutuhkan mengucapkan hal yang sama. Namun sebisa mungkin saya hindari.

Akhir-akhir ini semakin sering terdengar istilah Financial Technology (Fintech). Di era digital dunia keuangan pun mau tidak mau harus masuk juga ke teknologi digital. Teknologi digital sebenarnya sudah cukup lama berkembang di bidang keuangan.

Maraknya mobile banking, internet banking dan lainnya adalah hasil dari perkembangan teknologi. Dan menurut saya termasuk dalam fintech.

Pinjam uang ke bank membutuhkan banyak sekali persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan yang terkadang bagi usaha kecil sulit untuk dipenuhi seperti jaminan. Akhirnya yang terjadi banyak usaha kecil yang lari ke lintah darat. Para lintah darat mudah memberikan pinjaman tapi dengan bunga yang mencekik leher.

Bagi usaha kecil yang sudah tergabung dengan koperasi mungkin masih lebih baik. Mereka bisa meminjam kepada koperasi .

Adrian Gunadi (dok Ronald Wan)

Fenomena ini dibaca oleh para pendiri Investree yang salah satunya adalah Adrian Gunadi. Dalam acara entrepreneurshare Danamon, Adrian yang merupakan  CEO Investree ( Peraih Best Fintech Danamon Entrepreneur Award 2017) bercerita tentang model bisnis mereka.

Investree adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan sebuah pasar dimana peminjam dan pemberi pinjaman dapat bertemu serta bertransaksi (peer to peer lending market place).

Untuk memitigasi risiko Investree hanya menyeleksi para peminjam dalam beberapa kategori. Salah satu kategorinya adalah para peminjam memiliki tagihan ke perusahaan terbuka (Tbk), BUMN dan perusahaan multinasional yang belum terbayarkan.

Tetapi mereka membutuhkan modal kerja untuk dapat melanjutkan produksi. Hal ini menurut saya akan menurunkan risiko gagal bayar karena biasanya jarang sekali perusahaan dengan kategori di atas tidak membayar tagihan.

Kategori kedua adalah dengan bekerja sama dengan pasar online seperti Lazada, Tokopedia dan Buka lapak untuk memberikan pinjaman kepada para penjual yang berada di dalam pasar online tersebut. Sebuah terobosan saya pikir karena pada umumnya semua pembayaran transaksi di pasar online akan masuk ke penyelenggara pasar. Sehingga dengan mudah Investree akan bisa meminta penyelenggara untuk memotong tagihan penjual untuk membayar pinjaman yang diberikan.

Selain juga bisa menilai dengan lebih akurat berapa pinjaman yang pantas diberikan dengan melihat data penjualan mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline