Lihat ke Halaman Asli

Ronald Wan

TERVERIFIKASI

Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Saya Menulis, Aku Membaca, dan Kami Berdiskusi

Diperbarui: 4 September 2017   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (https://neilpatel.com)

Untuk mengatasi masalah, terutama masalah yang sensitif sehingga sulit untuk dibicarakan dengan orang lain. Seringkali Saya berdiskusi dengan Aku, artinya saya berdiskusi dengan diri sendiri. Lebih lengkapnya sila baca di sini.

Terkadang memang sulit untuk bisa berdiskusi dengan Aku, karena Saya dan Aku berada dalam suatu tempat yang sama. Di dalam otak yang kita miliki. Membayangkan sebuah permasalahan dan mencoba melihatnya dari dua sisi yang berbeda tidaklah mudah.

Akhirnya Saya memutuskan untuk menulis.

Menulis akan lebih memudahkan Aku untuk dapat melihat pemikiran Saya. Tulisan yang dibuat belum tentu menjadi sebuah artikel. Bisa juga yang lainnya,

Catatan masalah atau check list, dengan mengulang pencatatan check list masalah atau tugas yang sedang dihadapi setiap hari.  Memancing Aku untuk berpikir ulang, apakah memang hanya itu check listnya? Berhubungan dengan apa permasalahan ini? Adakah tugas yang terlupa? Dan lainnya.

Diary, ini yang belum pernah Saya lakukan. Sehingga saya belum bisa memastikan apakah akan efektif untuk bisa dijadikan sarana diskusi Saya dan Aku. Namun dari membaca beberapa artikel dan diskusi dengan adik saya, saya pikir ini bisa menjadi sebuah sarana yang baik.

Diary biasanya dijadikan alat untuk mencurahkan isi hati, beberapa artikel mengungkapkan bahwa dalam terapi, Psikolog terkadang meminta klien untuk membuat diary. Curahan hati yang ditulis seharusnya jujur, karena toh yang baca hanya diri sendiri. Sehingga Aku bisa membaca curahan hati Saya dan mencoba melihat suatu masalah dengan lebih objektif.

Artikel, ini yang Aku bilang paling efektif. Karena dalam menulis sebuah artikel, Saya harus benar-benar memikirkan masalahnya sehingga bisa ditulis sehingga pembaca mampu memahami pemikiran yang dicurahkan dengan mudah. Aku juga seharusnya dengan mudah bisa memahami masalah yang dihadapi.

Membaca ulang sebuah artikel yang lama, membuat Aku lebih mampu melihat sesuatu dari luar kotak sehingga lebih mudah untuk melihatnya dari berbagai sisi. Ketika Saya sedang menulis, emosi biasanya tercurah dan Aku bisa membacanya tanpa emosi, lebih objektif.

Jikalau Saya tidak ingin permasalahan yang dihadapi diketahui oleh orang lain. Maka Saya tidak akan mempublish artikelnya, sehingga Aku bisa membacanya dalam privat. Apakah ini diary?

Saya menulis, Aku membaca dan Kami berdiskusi

Salam

Hanya Sebuah renungan di pagi hari




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline