Lihat ke Halaman Asli

Ronald Wan

TERVERIFIKASI

Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

"Walk The Talk", Mudah Diucapkan, Sulit Dilaksanakan

Diperbarui: 5 Juni 2017   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (youtube.com)

" Walk The Talk" suatu istilah yang baru saya dengar pada suatu seminar awal tahun 2017. Menurut Urban Dictionary. Com memiliki arti  1) Membuktikan suatu perkataan dengan tindakan.  2) Menggantikan kata dengan tindakan. 3) Melakukan apa yang kita ajarkan. (terjemahan bebas)

Sebenarnya Walk the Talk mirip dengan semboyan perguruan Taman Siswa yang dibuat oleh Ki Hadjar Dewantara   " ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani". ("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan") . Bahkan semboyan ini lebih lengkap bukan hanya memberi teladan tetapi juga memberi semangat dan dorongan.

Dalam kehidupan kita seringkali menasihati orang lain tetapi kita sendiri belum menjalankan nasihat tersebut. Selama kita dalam tahap berusaha untuk menjalankan apa yang kita ajarkan, tidaklah salah kalau menurut saya. Tetapi jika berusaha untuk menjalankan saja tidak, maka kita adalah seorang munafik.

Saya sendiri sering merasa munafik, memaki pengendara lain yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas. Padahal saya sendiri sedikit banyak sering juga melanggar peraturan, walaupun tetap berusaha untuk mematuhi.

Di Indonesia banyak yang  pandai berkata-kata, bijaksana dalam memberi pengertian namun apakah semua yang dikatakan itu dilakukan? Mari kita ambil contoh, wakil rakyat yang selalu pada saat kampanye bermanis kata dan menekankan bahwa jika terpilih akan bersuara lantang membawa suara rakyat dan membela kepentingan rakyat. Pada kenyataannya setelah terpilih? Wong rakyat benci korupsi, kok malah membuat Hak Angket KPK?

Dalam kegiatan usaha atau pekerja, cara paling mudah untuk mendidik bawahan adalah dengan memberikan contoh atau teladan. Menurut pengalaman saya, orang paling cepat belajar dengan cara meniru. Namun hal yang buruk juga sangat cepat terserap dengan cara meniru. Setelah meniru, jika jiwa seseorang sudah mencapai kedewasaaan, maka dia akan bisa mengembangkan sendiri cara atau hal positif yang telah ditiru, mungkin malah bisa lebih baik dari yang ditirunya.

Sebagai contoh, kita ingin bawahan membuat suatu laporan. Paling mudah adalah dengan memberikan contoh laporan yang kita inginkan disertai dengan kisi-kisi cara membuatnya. Jangan kaget, jika Anda memiliki anak buah yang pandai, dalam beberapa bulan laporan itu akan berevolusi menjadi lebih lengkap dan bermanfaat.

Sebuah hal yang mudah untuk memberikan contoh pekerjaan. Hal yang sulit adalah memberi contoh atau menjalankan apa yang kita ajarkan. Misalnya kita selalu menekankan pentingnya masuk kerja tepat waktu, tetapi kita sendiri mentang-mentang sebagai pemilik datang lewat waktu. Jika sebagai pemilik terpaksa datang tidak tepat waktu, alangkah bijak  bisa memberi kabar agar pemilik benar menjalankan apa yang diomongkan.

Yang jauh lebih sulit lagi "Walk the Talk" tentang kebijaksanaan. Mudah kita katakan bahwa semua orang harus jujur, tetapi apakah kita sendiri siap untuk jujur? Harus menghormati hukum, apakah kita sendiri siap untuk menghormati hukum?  Harus sabar, bagaimana jika kita sendiri mudah marah?

Marilah bersyukur, apakah kita tidak pernah mengomeli Tuhan ketika keinginan kita tidak terwujud?

Marilah bercermin, apakah kita sendiri sadar bahwa kita juga jarang merefleksi diri?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline