Fahri Hamzah, wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Tidak percaya bahwa dengan dana 3 miliar rupiah pemerintahan Jokowi bisa digulingkan.
Hal yang menarik perhatian saya adalah komentar beliau.
"Transparan ya, hidup orang pribadi itu terbuka. Dan orang-orang itu termasuk yang dituduh itu ada Facebook-nya, jadi orang kalau mau makar itu enggak punya Facebook harusnya. Kalau orang punya Facebook, itu sudah enggak ada niat jahatnya kepada negara," ujar Fahri. Dikutip dari Kompas.Com
Sebegitu poloskah Fahri atau mungkin kurang paham teknologi. Sehingga bisa berlogika seperti itu.
Atau?
Membuat akun Facebook sangatlah mudah, mungkin cuma butuh waktu sekitar 15 menit dari pembuatan email sampai jadi sebuah akun. Saya yakin mayoritas anak SMP sekarang atau bahkan anak SD sudah memiliki akun Facebook karena sangat mudah untuk membuatnya.
Mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat Jafar Hafsah menerima hampir Rp 1 miliar terkait e-KTP dari Nazaruddin dan kemudian mengembalikannya ke KPK. Uang tersebut dipergunakan Jafar untuk operasional ketua fraksi.
Beliau tidak mempertanyakan darimana uang itu berasal dan tidak membuat tanda terima penerimaan uang. Lebih menarik lagi selain digunakan untuk operasional ketua fraksi, uang itu kemungkinan digunakan untuk membeli mobil Land Cruiser. Pada saat ditanya jaksa mengenai penggunaan uang untuk beli mobil, Jafar mengatakan mungkin saja karena tidak ingat. Sumber 1 2
Sebegitu poloskah Jafar, sehingga tidak bertanya asal uang tersebut dan tidak membuat tanda terima. Atau memang ini yang berlaku di partai politik di Indonesia?
Berkat asam garam pengalaman hidup, saya pribadi sudah tidak bisa dikatakan polos bahkan boleh dibilang bulus. Pengalaman pernah ditipu dan ditikam dari belakang membuat saya tidak mudah percaya dengan orang lain. Apalagi jika hanya berkenalan melalui media sosial.
Mengingat usia mayoritas anggota DPR yang mungkin sekitar usia saya dan mungkin lebih tua. Saya yakin anggota dewan yang terhormat ini juga sudah mencicipi asam dan garam kehidupan.