Lihat ke Halaman Asli

Just Another Blog Entry about Jakarta Public Transport

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari yang lalu saya menonton acara di NatGeo tentang bagaimana kota Seoul mengatasi kemacetan yang mereka alami pada akhir tahun 80-an ternyata masalah. Ternyata masalah yang di hadapi oleh Seoul sama seperti yang sekarang di alami juga oleh jakarta. Jumlah mobil yang makin banyak, public transport yang sangat buruk, selalu sesak dan sama seperti di jakarta bis yang suka berhenti di sembarang tempat.

Dan untuk mengatasi masalah transportasi kota Seoul menggunakan teknologi dan menambah jumlah armada bis mereka. Jumlah armada bis di kota Seoul merupakan salah satu yang terbanyak di dunia. Tiap bis pergerakannya dipantau dan dikontrol oleh Control Centre, dengan menggunakan bantuan GPS, jadi apabila ada kemacetan atau jarak antar bis terlalu jauh atau dekat, maka pusat control ini akan memberikan informasi kepada pengemudi Bis untuk memperlambat atau mempercepat kendarannya.
Nah dalam pemikiran saya kenapa ini tidak di terapkan di jakarta. Memang biayanya akan besar, tapi kerugian yang diakibatkan akan lebih besar apabila masalah transportasi ini di biarkan berlarut-larut.
Dengan adanya suatu Control Centre maka aliran bis akan lebih terkendali misalnya jalur mana yang memiliki penumpukan yang tinggi, jalur mana yang jumlah penumpangnya sedikit maka Control Centre dapat memperbanyak jumlah bis di jalur yang padat, dengan mengambil bis dari jalur yang sepi. Selain itu pusat kontrol juga dapa melakukan pengawasan bis mana yang disiplin atau tidak sehingga dengan ini penindakan akan lebih mudah karena adanya data yang valid.
Selain itu apabila kita kembangkan system ini maka dapat digunakan untuk mengontrol polusi yang di hasilkan oleh tiap bis, misalnya dengan memonitor penggunaan bahan bakar, dengan begitu setiap bis akan lebih ekonomis.


Saya bukan ahli transport, hanya pengguna jalan yang sudah bosan dengan kemacetan di jakarta, walupuan skarang saya sudah beralih ke sepeda. Tapi sebagai pengguna jalan di jakarta sangat mendambakan suatu public transport yang lebih manuasiawi, karena yang di angkut adalah manusia dan bukan kambing.
Don't save the planet, coz the planet is fine but the human are f*c*ed up

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline