Lihat ke Halaman Asli

Duka di Bulan Mei

Diperbarui: 23 Mei 2016   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan di malam Mei, begitu rusuh menghamburkan rindu

Tak sabar diderainya bumi, di kecup begitu basah..
Ia bergejolak..
Bumi tak rindu bersama kabut berlalu
Basah dan berlumpur membawa mati

Mei dalam sedih, dalam duka
Ada yg tercabut, menelan akar kehidupan
Kematian dekat mengendap-endap
Pahit, kemudian tangis bersenandung jauh
Keindahan nyata berkhianat
Pelukan bunda terlepas sudah

Ahh, dimanakah jiwa, khianat raga
Tak terbilang nafas telah berlalu
Masihkah dia harus hilang?
Dimanakah jejak itu saat berlalu..

Duka, benarkah engkau penuh dendam?
Kapan insan akan utuh kembali?
Hujan menceraikan jiwa..
Hujan menghentikan nafas..
Bersama bumi ia sekongkol

Bunda, maafkan pergiku tak berijin...
Dalam kabut kita bertemu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline