Anak muda memimpin? Kenapa tidak?
Label Millennial sejatinya hanyalah istilah untuk generasi muda di jaman ini. Jika kita mau jujur, perkembangan jaman dan peradaban manusia sebetulnya banyak juga yang ditentukan generasi muda di setiap jamannya.
Yang kita butuhkan dari generasi milenial atau generasi muda adalah ide-ide kreatifitasnya yang segar dan semangat berjuang yang tinggi, semangat anak muda. Mereka diharapkan mampu menciptakan terobosan-terobosan dalam berbagai bidang untuk memajukan bangsa.
Kemajuan bangsa itu termasuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan kualitas SDM, berbagai reformasi di segala bidang, termasuk juga kebijakan-kebijakan hukum dan birokrasi sampai masalah-masalah administratif yang umum yang berhubungan langsung dengan masyarakat banyak.
Untuk menilai daya pikir dan keprofesionalan anak muda, khususnya generasi milenial, mereka tidak perlu kita ragukan secara berlebihan. Indonesia juga memiliki generasi-generasi milenial pilihan yang berkualitas.
Jika belajar dari sejarah, kita bisa melihat peran generasi muda dalam pembangunan negerinya dan perkembangan jaman.
Bill Gates berusia 26 tahun ketika ia pertama kali mengembangkan sistem operasi Windows pada tahun 1981. Tim Berners-Lee berusia 34 tahun ketika ia mencetuskan ide sistem World Wide Web (WWW) yang teknologinya kita gunakan sampai saat ini untuk mengakses dan mengoperasikan website di Internet.
Mark Zuckerberg masih berusia 20 tahun ketika ia menciptakan Facebook di kamar asramanya di Harvard. Saat ini, sekitar 2,2 miliar pengguna dari segala umur secara aktif berkomunikasi melalui Facebook.
Kekayaan 30 pengusaha muda terkaya di dunia karena kecerdasannya/penemuannya dimulai dari 5,5 juta USD sampai dengan 6,9 miliar USD atau sekitar 7 miliar -- 98 triliun Rupiah. Mereka ini berusia 20-29 tahun.
Usia para CEO startup Indonesia juga terbilang masih muda. Tokoh-tokoh startup seperti Nadiem Makarim (Gojek) saat ini berusia 34 tahun, William Tanuwijaya (Tokopedia) berusia 37 tahun dan Ferry Unardi (Traveloka) berusia 31 tahun.
Kita juga bisa perhatikan revolusi bisnis industri hiburan seperti musik. Ketika teknologi memudahkan seseorang untuk berkarya musik dan mem-publish sendiri karyanya itu di Internet, kita bisa lihat bagaimana generasi milenial yang begitu berbakat dalam bidang musik bermunculan. Dari mereka jugalah muncul gagasan-gagasan baru dalam bermusik dan berekspresi, sampai-sampai major label kewalahan karena artis senior-nya bisa dikalahkan 'artis youtube'.