Lihat ke Halaman Asli

Ronald Dust

Seniman Musik dan Jurnalis

Apakah Musik Terbaik dan Berkualitas itu?

Diperbarui: 12 Februari 2019   02:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ini rahasianya.

Hanya ada dua cara menilai karya musik: Creative Process Value dan Aesthetic Value. Kedua pendekatan tersebut digunakan di tempat yang berbeda  dengan tujuan yang berbeda pula.

Seperti menilai Capres, ada yang menganalisa melalui kinerja dan rekam jejak Capres, namun ada pula yang menggunakan penilaian secara emosional (primordial). Creative Process dilakukan seorang ahli untuk mengadakan analisis terhadap suatu karya musik. Sedangkan penilaian Aesthetic melibatkan perasaan, dilakukan oleh penikmat musik dan biasanya cukup melalui kegiatan observasi ketika menikmati musik.

Creative Process Value
Di dalam setiap karya musik terkandung unsur-unsur teknis yang dapat dijelaskan secara teori akademis. Ada banyak hal yang bisa disebutkan.

Dari unsur teori musik ada struktur/bentuk komposisi, time (tanda birama), tempo, scale (tangga nada), melodi, rhythm, chord progression, key (transpose dan modulation), instrumentasi dan sebagainya; semua yang berkaitan dengan komposisi dan aransemen musik.

Dari unsur teks/lirik dimulai dari struktur lagu/lirik (intro, verse, reff, chorus, bridge, coda, ad lib), gaya bahasa, tema, kosa kata, rima, jumlah suku kata, plot dan sebagainya; berhubungan dengan sastra.

Penilaian creative process bersifat teknis dan dilakukan oleh ahli. Bisa dari lingkungan akademisi maupun musisi; berijazah atau otodidak. Yang penting mengetahui dan memahami berbagai teori musik dan sastra. Penilaian dilakukan melalui observasi dan analisa.

Penilaian creative process hanya dilakukan di bidang-bidang tertentu. Tiga yang bisa disebutkan adalah bidang kompetisi (festival/lomba), jalur audisi (untuk band, menjadi instruktur/tutor, persyaratan akademik, dsb.) dan bidang kritik. Dua yang pertama biasanya disebut juga dengan penjurian.

Penilaian yang dicari dalam creative process sepenuhnya tergantung penyelenggara kompetisi atau audisi. Sementara kritik musik disampaikan untuk mengkritisi, biasanya sebagai referensi bagi masyarakat. Kesemuanya tentu ingin mencari tahu bagaimana kreatifitas si seniman mengolah musik dan kata pada karyanya.

Yang terbaik adalah mereka yang mampu memenuhi segala ketentuan  atau nilai-nilai yang diberikan penyelenggara, ditentukan oleh jurinya/kritikus.

Aesthetic value
Disebut dalam bahasa Indonesia dengan nilai estetika. Dapat dilakukan oleh semua orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline