Lihat ke Halaman Asli

Sendiri

Diperbarui: 7 Februari 2021   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Aku adalah anak broken home semenjak 5 tahun yang lalu...

Aku adalah anak yang merasa takut apabila mama dan papaku memarahiku. Entah mengapa, mungkin karena aku trauma dengan masa laluku.

Aku adalah seorang anak yang merasakan kepahitan dan lika liku kehidupan dalam hidupku.

Tak akan pernah ada orang yang merasakan apa yang aku rasakan. Keluarga ku hancur sejak lima tahun yang lalu, bagiku kehancuran keluargaku membuat diriku merasa hancur juga. Aku tumbuh besar menjadi anak yang kurang kasih sayang kedua orang tua ku. Mama ku bekerja untuk menafkahi aku, Ayah ku pun sama bekerja dari pagi sampai malam sehingga aku mendapatkan kurang perhatian dari mereka.

Dan aku? siap tidak siap harus menerima orang baru dalam hidupku yang nantinya akan menjadi mama, ayah sambung dalam hidupku.

Setiap hari nya aku merasakan kesendirian, walaupun disekeliling ku banyak sekali orang yang dekat denganku. Namun mereka bukan segalanya bagiku, tak ada diantara mereka yang bisa mengerti bagaimana perasaanku. Hayalah keluarga yang bisa mengerti segalanya, tetapi keluarga ku hancur. Aku merasa sudah tidak ada semangat di dalam hidupku ini.

Ketika aku berdiam di rumah, aku merasa selalu salah di mata mamaku. Dan srtiap kali kesalahan itu terjadi, aku merasa aku tidak berguna. Aku hanya anak yang meresahkan dan menyusahkan kedua orang tua ku. Aku anak nya pembangkang kepada mama ku padahal ia capek capek mencari uang untuk aku. Dan aku tidak pernah sedikitpun melakukan hal terbaik untuk nya.

Terkadang aku bertanya tanya dengan semua ini. Kenapa keluarga ku harus hancur? . Kenapa harus aku? . Kenapa orang lain gampang sekali mendapatkan kebahagiaan?

Aku rindu keluarga yang utuh, aku rindu melihat keluarga ku yang setiap hari bisa sarapan bersama, jalan jalan bersama, bercanda tawa bersama aku rindu itu..

---

Lamunannya buyar ketika melihat seorang lelaki paruh baya memandangi Vio sambil duduk dengan membawa secangkir kopi hitam di tangan nya. Yaa dia adalah Rahmat ayah kandung Vio, ayah kandung yang sudah hambir dua tahun menghilang di kota orang untuk mencari nafkah. Dia adalah cinta pertama seorang Vio.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline