Nyono-PKB VS Mundjidah-Rambah, Realistiskah?
Oleh : Romza
(Penggembira di Kota Santri)
Pasangan Cabup-Cawabup Jombang yang akan bertarung dalam Pilkada 2018 sudah mulai menemui titik terang. Nyono Suharli Wihandoko (Bupati Jombang sekarang) mulai berkomunikasi inten dengan PKB guna memenangkan pesta demokrasi di kota santri tahun depan. Begitupun Mundjidah Wahab (Wakil Bupati Jombang sekarang) yang semakin terlihat melalui publikasi di medsos akan berpasangan dengan Sumrambah.
Meski semuanya masih belum secara formal terlihat karena rekomendasi masing-masing partai belum turun. Serta pendaftaran di KPU (Komisi Pemilihan Umum) belum resmi, namun dua pasang Cabup-Cawabup ini menarik untuk dibahas. Setidaknya kita bisa mengurai kekuatan masing-masing pasangan dari aspek kekuatan politik partai dan kemampuan personal menjawab persoalan birokrasi dan masyarakat Jombang.
Yes, pembahasan ini tidak jauh berbeda dengan tulisan saya sebelumnya (Memboongkar Bakal Cawabup Nyono dan Mundjidah dalam Pilkada 2018). Tapi, akan lebih spesifik pada dua pasangan yang saya sebut ini.
Nyono-PKB = Gagah
Saya dalam tulisan sebelumnya sudah memaparkan kekuatan PKB secara politik kelembagaan. Partai ini masih termasuk memiliki sistem kelembagaan politik yang cukup baik. Kaderisasi di partai ini berjalan cukup ketat sehingga membuat anggotanya semakin fanatik dalam berproses. Mereka berlomba-lomba berjuang bersama, membangun kekuatan bersama untuk partainya.
Dari situlah partai ini selalu tampak memiliki soliditas kelembagaan yang kuat. Soliditas dan kualitas partai ini misalnya bisa dilihat dari peran 8 anggota PKB yang ada di DPRD Jombang. Dalam pengamatan saya 80 persen anggota fraksi PKB berperan dominan di legislatif. Kualitas dan posisi mereka cukup baik.