Lihat ke Halaman Asli

Sepucuk Surat Untuk Kakak

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku sebenarnya tidak tahu mengapa dia (Adikku) tidak berterusterang kepadaku. Aku ini Kakak yang tolol sekaligus tidak peka dengan apa yang dirasakannya (Adikku). Aku rasa Tuhan pantas untuk menghukumku. Aku merasa tidaklah lagi berguna untuk dia (Adikku). Kakak macam apa aku ini? Membiarkan adiknya sendiri merasa kesepian. Harusnya aku sadar dan tahu, semua anak kecil butuh perhatian dan kasih sayang, termasuk adikku. Namun aku terlalu bodoh untuk mengerti semua itu. Aku terlalu egois dengan duniaku sendiri. Melupakan dia (Adikku), bahkan untuk sekedar menyapa atau bermain bersama saja jarang atau mungkin tidak pernah sama sekali.

Tuhan, engaku pantas menghukum manusia seperti aku ini.

Aku tahu semuanya dari catatan pribadinya (Adikku). Hatiku seketika sangat terpukul ketika membaca catatan pribadi milik adikku. Hampir semua lembaran yang ada didalam buku itu terdapat namaku.

Tanggal 24 Juni 2014

Kak… Leon takut untuk ngomong langsung sama Kakak. Leon takut mengganggu waktu Kakak. Belakangan ini Kakak sibuk dengan urusan pribadi Kakak. Tahukah Kak…? Leon rindu dengan Kakak yang dulu. Leon kesepian Kak. Kakak tahu sendirikan Papa sering keluar kota? Mama sudah pergi didalam pelukan Tuhan. Dulu waktu masih ada Mama, Leon pasti selalu ditemani Mama. Tapi sekarang semuanya hanya tinggal kenangan Kak. Sudah lama Leon ingin ngomong seperti ini sama Kakak, tapi Leon takut kalau Kakak marah dan membentak Leon lagi. Leon juga tidak tahu pasti kenapa belakangan ini Kakak berubah. Sering marah-marah, tidak punya waktu bermain bersama Leon, sibuk dengan urusan Kakak. Leon sebenarnya ingin bertanya seperti ini kepada Kakak, kenapa Kakak berubah? Tapi Leon takut Kak, Leon tidak berani.

Kak… Masih jelas dalam ingatan Leon tawa Kakak, senyum Kakak, semua itu masih tergambar jelas dalam ingatan Leon. Tapi, tahukah Kak? Yang Leon lihat saat ini tidaklah sama, tidak ada lagi senyuman, tidak ada lagi tawa. Yang Leon lihat hanyalah kesedihan. Apalah sebenarnya aral yang Kakak hadapi? Bagilah cerita, beban hidup, masalah yang Kakak hadapi dengan Leon. Meskipun Leon hanyalah anak yang masih berumur dua belas tahun dan tidak bisa berbuat apa-apa pada ujungnya, tapi Leon masih bisa bicara dan berdoa kepada Tuhan, agar semuanya baik-baik saja dan kembali seperti semula, seperti dulu.

Tahukah Kak? Leon iri sama teman-teman Leon. Mereka tiap minggu pagi selalu bermain sepedah dengan Kakaknya. Leon ingin seperti mereka Kak. Yang bisa bermain sepedah, bercanda, hingga Leon jatuh dan Kakak yang ngobatin luka Leon. Tapi Kak, Leon tidak bisa lagi berharap seperti itu lagi dengan Kakak. Apa sebenarnya yang sedang Kakak pikirkan? Masihkan Kakak sayang dengan Leon? Apakah semua pria Dewasa seperti Kakak tidak mau lagi bermain bersama anak kecil seperti Leon? Jelaskan alasannya kepada Leon Kak!

Kakak tahu? Tiap malam tangisan Leon berubah menjadi doa kepada Tuhan. Doa agar Kakak bisa kembali lagi seperti dulu. Nemenin Leon bermain, bacain dongeng-dongen dari koleksi buku dongeng yang dibelikan oleh Papa, benerin sepedah Leon yang rusak karena sering Leon buat jatuh, main-main dengan kelinci peliharaan Leon. Kakak tahu? Si Queen sudah beranak Kak. Anaknya lima, lucu banget Kak. Kakak masih ingat dengan Si Queen? Iya, kelinci putih jenis persia itu. Leon ingin banget Kakak bisa melihat anak-anaknya Si Queen. Jangankan untuk menunjukkan anak-anakknya Si Queen, bisa dibacaain buku dongeng sama Kakak saja Leon sudah bersyukur banget.

Semalam Leon mimpi bertemu dengan Mama Kak. Mama cantik banget, pakai gaun warna putih, wajahnya cerah. Leon kangen dengan Mama. Leon berpikir, daripada Leon disini Leon merasa kesepian dan kurang perhatian, Leon ingin ikut Mama saja ke Surga. Kata teman-teman Leon surga itu indah banget Kak. Tidak ada orang jahat disana. Guru Agama Leon juga bilang, kalau disurga apapun yang kita inginkan pasti akan terkabulkan. Nah, jika Leon sudah disurga nanti, Leon ingin minta permintaan agar Kakak bisa meluangkan waktu lagi dengan Leon, Leon juga ingin minta permintaan agar semua urusan pribadi Kakak ada yang gantiin; Asisten.

Kak… Ingatlah hal ini, Kakak adalah manusia istimewa, Kakak adalah manusia pilihan Tuhan untuk Leon, Kakak adalah sosok Kakak yang terbaik bagi Leon. Biar bagaimanapun, Kakak adalah lentera hati untuk Leon. Tapi salahkah Kak, salahkah jika dalam satu hari Leon minta waktu lima belas menit untuk sekedar bermain, bercanda, bercerita hal-hal yang Leon dapatkan diluar sana bersama Kakak? Sesulit itukah Kak? Leon hanya ingin itu Kak, tak lebih dan tak kurang.

Maafkan Leon yang belakangan ini sering membuat Kakak marah-marah, maafkan Leon juga yang kemarin sempat membuat rusak berkas pekerjaan Kakak dengan tumpahan Kopi, niat Leon sebenarnya baik Kak, Leon hanya ingin membuatkan kopi untuk Kakak, agar Kakak tidak ngantuk dan bisa bersemangat menyelesaikan pekerjaan Kakak, saat itu Leon benar-benar tidak sengaja Kak. Sekali lagi maafkan Leon.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline