Lihat ke Halaman Asli

Bukan Hanya Bunaken (bag:3)

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tarsius atau sering disebut oleh warga Sulawesi Utara: Tangkasi, aslinya di Sulawesi Utara bertempat tinggal di Cagar Alam Tangkoko, Kecamatan Bitung Utara. Primata yang satu ini benar-benar membuat saya jatuh cinta padanya, matanya yang selalu melotot, ukuran tubuhnya yang mungil, panjang kepala dan tubuhnya 10 cm sampai 15 cm, kakinya yang panjang, dengan ekor sepanjang 20 cm hingga 25 cm seharusnya bisa menjadi mascot dari Sulawesi Utara. Konon kabarnya, Tarsius ini juga termasuk binatang yang setia, sehidup-semati, jika satu ekor mati, maka pasangannya pun beberapa saat kemudian juga mati. Karena alasan waktu yang amat sempit, saya menengok Tarsius bukan di Tangkoko melainkan di Taman Satwa Mini Naemundung Tandurusa, Kota Bitung. Taman Satwa Mini ini letaknya dipinggir pantai dekat pelabuhan Bitung. Satwa ini termasuk satwa yang dilindungi, saya tidak tahu pasti berapa populasinya. Pemangsa serangga ini, bulunya sangat lembut, berwarna cokelat ke abu-abu an dan tentu saja menggemaskan. Kota Bitung sendiri adalah kota pelabuhan, jalan raya nya rata-rata lebar dan yang perlu diberi jempol : kota ini terlihat bersih sekali. Ada Sulawesi Utara ada Bunaken, itulah tentunya yang kita tahu, tapi sebenarnya Bukan Hanya Bunaken saja yang menarik untuk dikunjungi, masih banyak tempat yang bisa kita nikmati keindahannya di Sulawesi Utara. Uniknya, pemandangan Cengkeh dijemur dihalaman rumah, banyak saya temui di sepanjang jalan yang saya lalui karena kebetulan saat itu memang sedang musim panen cengkeh. Panen Raya Cengkeh selalu disertai dengan Upacara Syukur Kepada Tuhan YME. Saya sempat di undang oleh salah satu keluarga di Desa Senduk, untuk hadir dalamacara itu. Seluruh rumah di desa itu menyediakan hidangan dan mengundang teman, sahabat dan sanak keluarga untuk bersantap bersama. Satu hal yang saya merasa dihormati, tuan rumah kebetulan tahu bahwa saya muslim, maka dirumahnya disediakan dua meja, satu meja didalam rumah khusus untuk masakan yang tidak mengandung babi dan satu meja ada diluar bagi saudara-saudara dari kaum Nasrani. Kita semua tahu, bahwa di Bali, upacara keagamaan punya nilai jual yang tinggi didalam dunia wisata, kenapa Upacara Syukur ini tidak ? Seharusnya terpikirkan juga oleh pemerintah daerah Sulawesi Utara dan tour operator untuk mengemas Panen Cengkeh & Upacara Syukur sebagai bagian kunjungan dari wisatawan yang datang ke Sulawesi Utara. Seminggu di Sulawesi Utara membuat saya jatuh cinta pada daerah ini, kelak saya akan datang lagi untuk melihat yang belum sempat saya kunjungi, ada yang mau ikut ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline