Lihat ke Halaman Asli

Pendukung Capres 2014 Kampungan

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir siang di bulan 20 Juni 2014 saya berbincang dengan teman di salah satu media sosial. Kemudian berkata, saya mendukung Jokowi, karena suka blusukan, merakyat, dari desa, bersih dari Orde Baru. Beberapa saat kemudian dapat broadcast BBM dengan ajakan mari pilih Prabowo , tegas, amanah, disegani dan lain-lain.

Di medsos ada juga status saya yang kemudian dari Jokowi berpindah ke Prabowo, dikarenakan teman saya tidak suka akan gaya Jokowi pasca debat “silahkan Pak Jusuf Kalla menjawab. Sebelumnya teman saya pernah kecewa dengan Jokowi dikarenakan terlalu memaksakan Pak JK(Jusuf Kalla) menaiki sepeda onthel untuk daftar ke KPU, meski terlihat sekali pak JK sudah sangat tua untuk mengayuh sepedanya.

Tidak kalah namanya Jono ia pendukung Prabowo , namun kemudian ia berpindah ke Jokowi, ia menceritakan tentang perihal kepindahannya ke Jokowi. Prabowo dinilainya terlalu ambisius, omong kosong(nasionalisasi aset) , produk orde baru, ditambah ia suka menonton media Metro TV, pada akhirnya ia mendapatkan pengetahuannya tentang Prabowo.

Statment saling serang menjelang pencoblosan 9 Juli 2014 semakin ramai di medsos, media cetak, visual, audio. Terutama di media sosial(FB. Tweeter. Media Online) dengan serangan komentar miring. Contoh blusukan. Ya Jokowi dikenal dengan fenomena blusukan, bahkan di beberapa komentar di media online atau medsos menjadikan Jokowi sejajar dengan Umar bin Khattab, bahkan ada juga yang kemudian menyamakan dengan Jesus. Tentu ini tidak lah berlebihan atas sebuah metafor fiqure of speech dimana kata-kata mengandung sebuah makna tertentu.

Tidak ingin kalah dengan pendukung Jokowi , pendukung Prabowo pun melakukan sebuah serangan di media maya, seperti jargonnya President boneka, anak Mbok Megawati, kemudian menjastifikasikannya dengan fiqure of speech Prabowo –Hatta Indonesia bangkit, Siapalagi yang bisa membangkitkan dari keterpurukan kalau bukan Prabowo –Hatta(lagu Ahmad Dhani), benar seperti dikatakan oeh Karl Marx” the history of all hit hero existing society is history of class struggles”. Membawa ingatan bagi pendukung Prabowo keSoekarno.

Perlu ditegaskan disini bahwa metafor sebetulnya lebih dari sekadar fiqure of speech biasa. Metafor sesungguhnya merupakan sebuah konstruksi budaya yang sangat penting, karena metafor memungkinkan bahasa memiliki ruang lingkup semantik yang jauh lebih luas melalui konotasi yang dilahirkannya dibandingkan dengan hanya pemaknaan harfiah yang umumnya mampu disampaikan ragam bahasa lain di luar metafor.

Perbedaan pandangan diantara kedua pendukung Prabowo-Jokowi dalam melihat jagoan idolanya melihat sebuah idolabukan hanya dari fiqure of speech , melainkan memiliki dampak sangat besar di masyarakat bawah. Contoh lain dari saling serang akibat dari metafor adalah masalah HAM , HAM adalah benar masalah kemanusiaan kemudian digunakan oleh para pendukung Jokowi untuk menghajar Prabowo . disini kemudian saya sebagai penulis melihat ada keterberpihakan sehingga kemudian masyarakat saling mencaci maki satu sama lainnya bahkan sampai Unfirend di medsos. Baiklah dengan perkataan lain disini menarik terjadi sebuah dialektika antara pelaku –pelaku sejarah(historical actors) dan struktur satu kebudayaan. Kemudian seperti merumuskan sebuah persoalan ke dalam terminologi actors versus struture. Disini kemudian media bermain dalam sebuah sirkuit untuk menggelorakan sebuah isu panas’HAM’ pendukung Jokowi memegang penuh serta memakan informasi yang datang secara langsung, bahkan menjadi pedoman untuk menghajar pendukung Prabowo.

Mungkin ada yang lupa bahwa jika menggelorakan isu HAM secara tidak langsung juga pendukung Jokowi melupakan Pak Wiranto pada saat HAM isu digulirkan beliau menjabat sebagai Pangab TNI pada saat itu. Sedangkan Prabowo pada saat itu adalah Kostrad. Jokowi dibelakang pula ada Jendral Hendropriyono dengan Aceh sama misteriusnya dengan Prabowo.

Beberapa hari belakang juga bahkan ada foto yang kemudian di upload oleh Wimar Witoelar dimana Prabowo berfoto di sebelah kanan dengan petinggi HTI, serta beberapa teroris, yang kemudian menjadi sebuah isu panas kembali. Sepanas media OBOR Rakyat yang memang membakar para pendukung Jokowi, padahal rakyat tidak merasa terbakar.

Saya ketawa-ketiwi sendiri saat melihat komentar di Media online Detik.com. Merdeka.com Okezone.com setiap komentarnya saling serang dengan pasukan cyber net tentunya dikenal dengan Panasbung, awal disebutkan oleh Fadli Zone. Meski kemudian Prabowo juga terindikasi menggunakan pasukan cyber .

Dalam debat Capres atau pemimpin harus menjalankan hukum itu sendiri, bagaimana tanggapan Anda/atasan terhadap penculikan 1998 (JK) . kemudian di jawab oleh Prabowo , tanyakan kepada atasan saya. 20 Juni 2014 kemudian menjawab pertanyaan dari Prabowo pada debat kandidat bahwa seorang prajurit di berhentikan oleh petinggi TNI dikarenakan melanggar sumpah jabatan/sapta marta.

Disini kemudian ada abiguitas tentang sebuah berita kesimpang siuran menjadi bola panas pertarungan di tingkat bawah, Giddens menegaskan bahwa tindakan atau practice merupakan sebuah problem utama dalam hal ini dapat diselesaikan apabila kemudian menyintesakan dua elemen utama dalam sebuah tindakan. Yaitu structure dan agency.

Dalam hal kasus penculikan, HAM, serta isu pembunuhan lainnya di isu sekarang sedang berkembang. Agency lebih mengacu kepada berbagai peristiwa pada saat itu kemudian seseorang hasilkan tindakan kepada tujuan, keinginan pelakunya. Sebuah tindakan yang memang dalam satu rangkaian dalam dimensi ruang dan waktu.

Dengan kemampuan manusia sebagai agency itu, maka seorang pelaku dapat menggunakan struktur , kemudian pelaku memproduksi struktur . katakanlah jika Prabowo benar penculikan 1998 pada saat itu kemudian dimana posisi Wiranto pada saat itu menjadi atasanya, bukankah seorang prajurit bergerak sesuai perintahnya. Atau kenapa kemudian isu digulirkan pada saat Prabowo menjadi Presiden . tidak bergulir saat Prabowo menjadi Wakil President Megawati 2009.

Indonesia dengan serba-serbi fenomena , masyarakat kemudian terhenyak oleh fenomena tersebut. Bukankah kita ingat 2004 dahulu ada seorang TNI keliatannya gagah berani, tegas, sehingga kita berbondong-bondong memilihnya untuk menjadi President, bahkan terpilih dua kali periode. Setelah pemerintahannya gamang, galau, bahkan lambat,. Kemudian pertama kali mencacinya adalah pendukung yang awalnya mati-matian mendkukung saat mencalonkan President 2004-2009/2014.

JK bahkan bisa dikatakan orang hebat, bahkan bisa dikatakan keberhasilan kepemimpinan pemerintahan SBY pada saat 2004-2009 adalah keberhasilan dari langkah JK untuk menentukan sebuah keputusan cepat minimal perlu dicatat dua kali keputusan yang patut dikenang yaitu. Pertama ,perdamaian di Aceh , kedua , Konversi minyak tanah ke gas, hal ini tidak bisa di lepaskan dari JK.

Namun di akhir jabatannya JK nampak gatal saat akhir 2009 ingin melangkahi SBY pada saat itu, pada akhirnya JK maju ke konstelasi perpolitikan menjadi President kali ini tidak mendampingi SBY . Namun, JK menjadi Calon President berdampingan dengan Pak Wiranto, SBY-Bodiono, Megawati-Prabowo.

Sekarang dengan usia tidak muda lagi pak JK maju mendampingi pak Jokowi untuk Wakil Presiden 2014. Berharap sukses seperti 2004 saat ia menjadi Wakil President SBY.Saya Cuma berharap jika Pak Prabowo menang, atau Jokowi menang, kemudian tidak sesuai harapan. Maka janganlah kau mencaci maki President pilihanmu, bukankah kau paling fanatik saat Pak Prabowo atau Pak Jokowi maju sebagai Calon President.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline