Lihat ke Halaman Asli

Cara Generasi Muda Memaknai Hari Pahlawan

Diperbarui: 10 November 2018   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari sabtu merupakan salah satu hari istimewa bagi saya selain hari minggu. Yup dengan adanya kebijakan 5 hari sekolah, kini kegiatan belajar mengajar di sekolahanku hanya berlangsung senin-jumat, sehingga sabtu kini menjadi hari libur yang bisa saya gunakan untuk menyalurkan hobi atau sehari bermalas-malasan di rumah ....upsss keceplosan dah...

Seperti biasa karena hari sabtu. Setelah sholat subuh saya tidur lagi hehehe. Dan ketika saya bangun saya bingung melihat HP, disitu banyak tertulis story maupun status dengan gambar dan tulisan yang berisi "selamat hari Pahlawan". Setelah saya lihat di kalender owh pantas saja hari ini tanggal 10 November.

Sudah 73 tahun sejak tahun 1945 tanggal 10 November diperingati sebagai hari pahlawan.  Banyak sih anak muda jaman sekarang yang mengaku gaul dan kekinian tapi tidak tau sejarah perjuangan bangsa Indonesia meskipun dibangku sekolah sudah pernah dipelajari. Mari sedikit mengulas, jadi gimana yah ceritanya kok bisa sih tanggal 10 November ditetapkan sebagai hari Pahlawan? Yuk dengarkan cerita simbah....

Peristiwa itu awalnya dilatarbelakangi dengan insiden hotel Yamato. Dimana ketika itu bendera  merah putih biru milik Belanda berkibar di hotel Yamato. Tentunya hal itu memancing kemarahan pemuda Indonesia apalagi pada waktu itu kemerdekaan Indonesia belum lama diproklamirkan.

Kemudian dirobeklah warna biru pada bendera sehingga tinggal bendera merah-putih saja. Hal tersebut membuat bentrokan yang terus menerus terjadi hingga pada puncaknya adalah kematian pimpinan tentara Inggris Brigjen Mallaby karena serangan terhadap mobilnya.

Jelas pihak Inggris marah besar kepada pihak Indonesia. Mayjen Eric Robert Mansergh memberi ultimatum kepada pihak Indonesia agar menyerahkan senjata dan menghentikan perlawanan. Bukannya meyerah bangsa Indonesia malah semakin bersiap dalam menanggapi surat ancaman itu, tekad bangsa Indonesia sudah bulat dalam mempertahankan kemerdekaan negeri ini.  Bagi bangsa Indonesia hanya ada dua pilihan "Merdeka atau Mati".

Akhirnya pada tanggal 10 November 1945 Surabaya diserang secara besar-besaran dari darat, laut, dan udara. Awalnya inggris mengira Surabaya akan ditaklukan hanya beberapa hari saja. Namun Bung Tomo membakar semangat arek-arek Surabaya lewat pidatonya. Sehingga para pemuda mampu mempertahankan kota Surabaya hingga 3 minggu.

Coba bayangin aja gaesss bangsa Indonesia yang kala itu berjuang hanya menggunakan senjata seadanya mampu bertahan dari gempuran tank, kapal, dan pesawat. Meskipun Surabaya pada waktu itu banjir darah karena banyaknya korban jiwa yang jatuh. Tapi peristiwa tersebut membangkitkan semangat bangsa Indonesia lainnya untuk bersatu dan berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dalam mengusir penjajah. karena banyaknya pejuang yang gugur dalam peristiwa tersebut maka setiap tanggal 10 November pemerintah dan seluruh bangsa Indonesia memperingatinya sebagai "Hari Pahlawan".

Kata pak guruku "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan menghormati jasa-jasa pahlawannya". Jadi buat kaum muda ayo kita hargai jasa para pahlawan dengan rajin menuntut Ilmu, mengabdi pada negeri dan jadi pribadi yang "migunani tumpraping liyan". Gaul dan kekinian sah-sah saja tapi berprestasi dan bisa berguna demi nusa dan bangsa itu baru hebat. No klitih, no ngobat, no omben-omben..... semangat Indonesia dan semangat hari Pahlawan.....

sumber : https://id.wikipedia.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline