Aku hanya seorang manusia biasa, seorang mahasiswa yang masih muda dalam hal umur. Aku sedang menitik jejak untuk membenarkan penyimpangan terhadap jalur hidupku. Aku merasa terkatung-katung dalam hidupku, tidak tahu apa yang benar-benar harus kulakukan selama ini. Yang aku pikirkan hanyalah khayalan tentang hal-hal yang kucintai dan kupuja tanpa mempedulikan apa yang ada di depan mataku. Aku hanya ingin dunia ini jadi begitu indah dan damai bagiku. Aku hanya ingin mimpiku menjadi kenyataan tetapi pada halnya sisi burukku selalu muncul pada saat aku mulai mendapatkan kendali atas hidupku. Aku terus berdoa tetapi rasanya percuma. Aku hanya bisa menerima kenyataan bahwa aku tidak sebaik yang kukira. Aku benci mengakuinya.
Yang kuinginkan hanyalah satu kesempatan lagi. Satu kesempatan lagi untuk membuktikan bahwa aku pantas berada di tempat yang lebih baik, untuk dapat menjalani hobi yang tertunda, untuk menjadi apa yang kuinginkan, untuk mencari penghasilan dari hobi yang kutekuni, dan untuk dapat mencintai seorang gadis yang sebenarnya sangat aku sayangi tetapi selalu kusakiti.
Aku tidak mengerti, apakah aku memang dilahirkan untuk menguntungkan orang lain sementara aku tetap terpuruk tanpa balasan apapun? Selama ini aku selalu dipersulit oleh keadaan pribadi dan keadaan sekitarku. Aku yang ingin menjadi diriku sendiri hanya dapat duduk berpangku tangan melihat apa yang dunia ini lakukan kepadaku seakan-akan akulah orang yang pantas disalahkan atas apapun yang terjadi di sekitarku.
Aku hanya ingin hidupku baik-baik saja. Mendapatkan kenikmatan dari hasil jerih payahku dan mengunci takdirku dengan gadis yang sangat kucintai. Tetapi kurasa itu semua tidak berguna apabila aku hanya bicara jadi aku menorehkan perasaanku dalam bentuk tulisan.
Apabila bisa, aku ingin kembali ke masa pada waktu aku masih kelas 3 sekolah dasar. Di masa itulah aku mencapai puncak hidupku. Seandainya saja aku termotivasi lebih dari sekadar mendapatkan PlayStation 2 sebagai hadiah juara kelas, aku pasti dapat menjadi sesuatu yang lebih dari sekarang ini.
Ya Tuhan, aku pinta kepada-Mu. Janganlah Engkau buat keadaanku menjadi lebih buruk. Aku akan berusaha melakukan perbaikan sedikit-demi sedikit hanya untuk membuat hidupku menjadi lebih baik. Jauhkanlah aku dari hal-hal yang salah dan dekatkanlah aku kepada yang benar. Semua ini demi masa depanku dan demi mendapatkan cinta gadis yang telah berulang kali kusakiti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H