Lihat ke Halaman Asli

Rumi Alfianor

Instagram: @abu_umarsyafiq

Ust. Ahmad Jumadi Thoha, Lc: Pentingnya Memilih Pemimpin yang Adil

Diperbarui: 18 Januari 2024   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Banjarmasin – Dalam berkehidupan di dunia ini, kita tidak akan lepas dari yang namanya pemimpin dan kepemimpinan. Para Nabi dan Rasul, diutus Allah untuk menjadi pemimpin bagi umat-umatnya, pada masanya masing-masing. Bahkan, Nabi Muhammad SAW mengatakan setiap kita adalah pemimpin, setidaknya untuk diri kita sendiri. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas siapa yang dipimpinnya.” (H.R. Bukhori no. 2554 dan Muslim no. 1829)

Ust. Ahmad Jumadi Thoha, Lc. dalam kajian islami pada Kamis, (18/1/24) seusai menunaikan ibadah magrib berjamaah di Mesjid Al-Jihad Banjarmasin, menekankan pentingnya memilih pemimpin yang adil. Beliau mendefinisikan, adil adalah mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Sebaliknya, lawan kata dari adil, ungkap Ust. Ahmad Jumadi Thoha, Lc. ialah dzalim, yakni menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.

Dokumen Pribadi

“Nabi dan Rasul itu memiliki sifat yang wajib dan senantiasa melekat pada diri mereka. Yaitu Shiddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah. Ini adalah sifat-sifat wajib yang dimiliki oleh seluruh, oleh setiap Nabi dan Rasul. Shiddiq berarti jujur, Tabligh senantiasa menyampaikan amanah, Amanah dapat dipercaya untuk menerima amanat sebagai seorang pemimpin, serta mengelola dan menjalankan roda kepemimpinan tersebut, dan juga Fathonah mempunyai kecerdasan untuk mengelola kehidupan banyak orang,” ujar Ust. Ahmad Jumadi Thoha, Lc.

Di dalam Al-Quran banyak kita temui kisah-kisah pemimpin yang sebaliknya, yakni pemimpin yang dzalim seperti halnya seorang Firaun. Sampai-sampai, ujar Ust. Ahmad Jumadi Thoha, Lc. sebagai orang yang merasa berada di puncak kekuasaannya, mungkin dirinya merasa tidak ada lagi yang setara dengannya, sehingga pada akhirnya dia mengaku sebagai Tuhan.

Karenanya, sebagaimana setiap kita adalah pemimpin yang akan dimintakan pertanggungjawaban atas apa yang kita pimpin, apalagi pemimpin di tingkatan yang lebih tinggi, seperti RT hingga kepala negara. Ust. Ahmad Jumadi Thoha, Lc. mengimbau untuk memilih pemimpin yang adil karena pemimpin memegang suatu kewenangan tertinggi. Sehingga, ujar beliau pemimpin tersebut memimpin seluruh aspek kehidupan, termasuk agama.

“Sehingga bagaimana kondisi agama di masa depan di negara kita ini, di situlah pentingnya menjadi barometer untuk memilih calon pemimpin masa depan negeri ini. Karena tidak hanya berbicara pada aspek umum, tapi bagaimana kita menyelamatkan agama kita demi masa depan agama keturunan-keturunan kita, generasi muda setelah kita. Kalau pemimpinnya dzalim bagaimana? Semoga Allah SWT kemudian memberikan kepada kita seorang pemimpin yang adil, sehingga kehidupan beragama di negara kita ini menjadi perhatian serius bagi seorang pemimpin,” ucap beliau.

Lalu, bagaimana cara memilih pemimpin yang baik? Beliau memberikan dua karakteristik, yakni Al-Kawi, yaitu yang kuat dan Al-Amin, yaitu orang yang dapat dipercaya. Lebih lanjut, menurut beliau, kuat di sini artinya tidak hanya dipandang dari fisik, namun juga dari mental, pemikiran dan kemampuan manajerial yang baik. Kemudian, sedangkan yang dipercaya, jelas, menurut beliau maksudnya adalah dapat dipercaya dalam memegang jabatan yang diamanahkan kepadanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline