Seberapa sering kita merasa tidak cukup baik jika dibandingkan dengan orang lain? Seberapa sering kita merasa tertinggal oleh pencapaian orang-orang di sekitar kita? Seberapa sering kita bercermin, dan sejurus kemudian, kita merasa tidak cukup rupawan jika dibandingkan dengan beragam foto yang mereka unggah di media sosial? Seberapa seringkah kita, merasa, Insecure?
Jika kamu juga merasakan hal yang sama, mungkin buku Insecurity is My Midle Name adalah bacaan yang cocok untuk kamu. Buku dengan tebal 264 halaman ini ditulis oleh Alvi Syahrin, diterbitkan oleh Alvi Ardhi Publishing yang dicetak pertama kali pada Mei 2021.
Di sini, Alvi mengajak kita untuk menyelami hal-hal yang biasanya membuat sejumlah orang merasa insecure. Mulai dari insecure mengenai fisik kita yang kayaknya kok kurang menarik, merasa memiliki masa depan yang buram, merasa bahwa kita jauh tertinggal dari kebanyakan teman-teman, membenci diri sendiri sendiri hingga pada akhir bab kita diajak untuk berdamai dengan insecurity kita.
Menurut saya pribadi, buku ini begitu apik dengan mengangkat sebuah topik sederhana nan relevan. Contohnya saja, berapa banyak dari kita yang merasa tidak good-looking jika dibandingkan dengan kebanyakan orang? Apalagi di media sosial.
Dalam hal tersebut, penulis membawa sebuah pemahaman bahwa di dunia ini good-looking bukanlah satu-satunya kelebihan yang ada. Menurutnya, fisik adalah penilaian paling dangkal dalam memandang seseorang. Bahkan, good-looking tidak pernah menjadi syarat untuk sukses.
Lagi pula, menurut buku ini, jika kita berusaha sungguh-sungguh untuk hal baik yang kita kejar, penampilan fisik tidak akan jadi hambatan, kok. Sebab, good-looking bukanlah segalanya, kelak segala yang tampak pada fisik, lambat laun akan pudar diterpa waktu.
Kata orang, society cenderung lebih menerima yang good-looking. Tapi, siapa yang peduli? Kita tidak harus memenuhi standar yang diciptakan society, kan? Lagi pula, untuk apa? Untuk dapat bersaing dan berkompetisi dengan orang-orang? Sebaik-baiknya persaingan, adalah berkompetisi dengan diri sendiri; berjuang untuk menjadi lebih baik dari diri kita yang kemarin.
Jika pun berniat untuk mengubah penampilan dan lebih merawat diri, hal tersebut semata-mata hanya untuk kesehatan diri kita sendiri, bukan mengharap validasi orang lain.
"Dan, pada akhirnya, caramu berpikir, caramu melihat dunia, apa yang ada dalam kepalamu. Itu jauh lebih penting dari yang ada di luar."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H