Lihat ke Halaman Asli

Romi assidiq

Rumah Buku Firza

Acungan Jempol untuk Marcel

Diperbarui: 7 Agustus 2022   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Youtube (Marcel)

Dunia supranaturalisme memang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-sehari kita. Ada banyak sekali unsur penyebab ketergantungan terhadap itu, salah satu faktor utamanya adalah adat-istiadat dan budaya. Perilaku ini paling banyak dijumpai pada orang awam yang masih bersemayam di pelosok dan desa-desa.

Contoh kecilnya, saat kita terpapar sakit seperti demam yang datang secara tiba-tiba. Maka orangtua akan mengatakan kalau itu "Kesambet atau keteguran" cara penanganannya pun akan langsung dihadapkan dengan pengobatan tradisional. Seperti meminumkan air yang sudah dibacakan mantra oleh dukun kepada si sakit.

Ini hanya salah satu contoh kecil, masih ada banyak di luar sana yang menanamkan supranatural dalam hidupnya. Entah itu untuk pengobatan, pesugihan, ekologi dan lain sebagainya.

Terlepas dari dunia perdukunan, kesembuhan sebenarnya tergantung dari kepercayaan agama dan doktrin segala mitos turun-temurun setiap suku bangsa yang sudah ada sejak jaman leluhur. Tak urung beberapa praktisi dijamin keampuhannya.

Baru-baru ini sebuah berita panas melengang dimaraknya sosial media.

Samsudin dipanggil Gus Samsudin, seseorang yang mengakui dirinya orang pintar alias dukun ahli pengobatan supranatural, tidak terima dengan Marcel Radival alias Pesulap Merah yang memiliki akun youtube khusus membongkar kebenaran ilmu perdukunan.

Sumber : youtube (Marcel)

Samsudin pun mengundang Marcel datang ke padepokannya di Blitar, untuk melakukan aksi tantang kebenaran. Namun, semua itu berujung kisruh karena bukannya Samsudin yang datang menghampiri di gerbang melainkan kuasa hukumnya. Dengan segala marah-marahnya. Ditambah lagi dengan adanya seseorang yang menyerang dengan kisruh anarkisnya (dalam video yang direkam kru pesulap merah).

Lama berseteru dengan keadaan lalu muncullah Samsudin, dia meminta masuk ke dalam padepokannya untuk pembuktian tetapi para kru sudah terlalu trauma, di tempat umum saja sudah diserang bagaimana kalau di tempat sepi maka mereka memutuskan untuk pulang.

Kronologi ini cukup panjang jika dtuliskan dalam sebuah artikel, tapi ribuan acungan jempol untuk Pesulap Merah melayang ke udara. Sebab dia sudah benar-benar berani melakukan perjalanan 14 jam dari Jakarta hanya untuk menghadapi kisruh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline