Hai....perkenalkan nama saya Calvin Samuel (nama panggilan Epin), saat ini saya berusia 8 tahun. Saya tinggal di Kota Tangerang Selatan bersama kedua orang tua saya dan nenek. Saya adalah seorang anak yang lahir prematur (7 bulan). Hanya kasih karunia Tuhan saja, saya masih ada hingga kini. Saya bersyukur dilahirkan dikeluarga saya, yang walaupun dalam segi finansial, kami bukanlah orang yang punya (mampu).
Saya tidak pernah menyesali kenapa ada ditengah-tengah keluarga tidak mampu, karena itu bukanlah pilihan tetapi anugerah. Tuhan Sang Pencipta tahu, saya harus ada ditengah-tengah keluarga mana. Tuhan punya rancangan yang terbaik, bukan rancangan kecelakaan.
Saya tidak punya saudara kandung (hanya seorang diri), karena adik saya telah dipanggil pulang ke rumah Bapa di Surga, pada waktu masih di dalam kandungan ibuku.
Singkat cerita.......
Saya tumbuh berkembang seperti kebanyakkan anak kecil lainya, yang suka bermain dan melakukan kegiatan sebagaimana layaknya anak-anak. Hingga beranjak usia 5 tahun, setelah pulang bermain dengan teman saya, saya merasakan keanehan di kepala saya, seperti ada benjolan kecil, saya sebagai seorang anak kecil tidak tahu apa ini, lalu saya menceritakan kepada mama saya dan saya berkata: Mamahhhh....... dipala Epin benjol nich! Lalu mama saya bertanya: Epin jatuh atau dipukul orang gakk...? Saya bilang gakk Mah.
Sebagai orang tua, mama saya berpikir, ahhh mungkin ini benjolan biasa saja. Lalu diobati dengan obat yang ada, dan berharap lekas sembuh. Dengan berjalannya waktu, ternyata benjolan itu tidak kungjung mengecil, justru tambah membesar. Dan pada akhirnya, mama membawa saya kesalah satu dokter dan diperiksa, dokter yang memeriksa saya berkata ini hanya benjolan biasa saja, dikasih obat dan disuruh pulang. Waktu terus berjalan dan tidak ada perubahan.
Akhirnya dokter tersebut memberikan rekomendasi untuk dibawa dan diperiksa di salah satu Rumah Sakit yang ada di Jakarta. Dan akhirnya saya diperiksa dengan berbagai macam alat, dan keluarlah hasilnya yaitu KANKER NEOROBLASTOMA (Kanker Syaraf). Histeris mama saya lemas dan menangis, saya anak kecil tidak tahu apa itu. Dan berjalannya waktu, munculah benjolan-benjolan lainnya di badan saya.
Singkat cerita.....
Dokter merekomendasi harus dilakukan kemoterapi. Pada November 2016 akhirnya saya menjalankan kemoterapi sebanyak 13 kali. Setelah menjalankan kemoterapi, akhirnya kanker nya sempat mengecil. Setelah menyelesaikan kemoterapi, saya diperiksa kembali, dan hasilnya sel kankernya masih ada, dan tidak bisa dilakukan kemoterapi lagi. Dokter menyarankan untuk melakukan sinar, dengan dijelaskan resiko dari pengobaan ini. Akhirnya mama saya, tidak mau melakukan pengobatan sinar tersebut.
Sebagai orang tua yang mengasihi saya, akhirnya mama mencoba dengan pengobatan-pengobatan alternatif, supaya saya mengalami kesembuhan. Dan saat ini juga saya sedang menjalankan pengobatan dengan biaya sehari (+/-) Rp. 250.000,- perhari.