Teriakan pukul 03 pagi yakan bikin kita akrab untuk satu bulan ke depan. Suara itu bersahut-sahutan dari masjid satu dengan masjid lain. Ia tak berhenti untuk mengingatkan umat muslim melakukan ibadah Sunnah.
Sahur! Sahur! Sahur! Begitulah suaranya terdengar. Ia akan berhenti untuk beberapa menit dan akan kembali muncul dengan perubahan waktu. "Bapak-bapak, ibu-ibu, adik-adik, waktu sudah menunjukkan pukul ...."
Variasi tak berhenti hanya dengan suara-suara dari towa masjid. Para remaja telah standby dengan berbagai alat perkusi. Ember, dan kentongan adalah alat sederhana yang akan dibawa berkeliling. Mereka siap dengan frasa sederhana yang akan keluar dari mulut serta alat musiknya.
Time is show. Jarak 100 m, musik garapan seniman dadakan itu akan masih terdengar jelas. Pola-pola ritmis ala suporter bola menjadi andalan mengiringi kata Sahur! Sahur! Beranjak dari jauh, kemudian mendekat, dan menjauh lagi. Berakhir di tempat yang merupakan pusat peradaban.
Fenomena itu hanya ada ketika sampai pada bulan Ramadhan. Bulan yang selalu membawa kegembiraan bagi setiap kalangan. Di bulan ini para pekerja akan mendapat bayaran dua kali lipat. Para pelajar tak ketinggalan untuk gembira karena datangnya hari libur. Sedangkan Masjid turut sumringah karena banyaknya jemaah yang masuk ke dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H