Lihat ke Halaman Asli

Pantai Krokoh dan Lelaki Bernama Soekidjo

Diperbarui: 5 Juni 2022   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lanskap pantai Krokoh dilihat dari parkiran (Dokumen Pribadi)

Sepuluh menit usai menjauh dari motor yang terparkir dan berjalan kearah timur, seorang lelaki mendatangiku ketika lekuk cantik pantai Krokoh hendak aku cengkeram. Sepenuh hati aku menunggu langkahnya pada bekas jejakku. Dari jauh lelaki itu terlihat tergesa, entah apa yang akan dia utarakan padaku. Kami bersitatap, njegegek.

"Saking pundi, mas?" Pertanyaan itu sepertinya sudah paten bagi siapapun bila mengunjungi suatu tempat. Senyum ramahnya tampak membulat. Aku merasa terhormat disambangi oleh lelaki berkulit coklat matang dengan rambut bersisir uban.
"Saking Solo, pak?"

Diantara senarai angin laut selatan perbincangan kami mengemuka. Desiran bayu berkelindan, menghela tubuh membawa bau air asin menisik hidung. Lelaki itu mengenalkan dirinya sebagai Soekidjo, warga padukuhan pesisir pantai Krokoh. 

Mempromosikan diri dengan sepenuh hati bahwa ia seorang pemetik buah kelapa muda yang bisa dinikmati para pengunjung. Itu dilakukan sebagai cara mencari tambahan rupiah demi penghidupan keluarganya. Lelaki itu bercerita banyak hal tentang hidupnya.

Area parkir bagi pengunjung (Dokumen Pribadi)


"Saya hanya petani", katanya. Lahan yang di miliki ditanami jagung, kacang tanah, singkong. Selain itu, benih padi ia sebar dengan sistem tadah hujan(padi gogo rancah). 

Hanya dipanen setahun sekali. Hasil dari gogo rancah tergantung luas lahan. Kalau dikonversi bisa didapatkan duapuluh kresek(tas plastik) hingga tiga puluh kresek. Karena mengandalkan air hujan, tanaman padi rentan gagal tumbuh jika curah hujan tak cukup. 

Daun akan nglinting/tergulung sebelum mati. Padi jenis ini memang cocok dilahan kering yang tidak punya irigasi teknik. Jika hasil panen melimpah diluar ekspektasi, sebagian di konsumsi sendiri sebagian dijual.

Pak Soekidjo, petani ladang kering (saya sudah minta ijin mengambil gambar beliau-Dokumen Pribadi)


Ketika musim rendeng tiba beberapa warga mencari lobster ditebing-tebing karang terjal. Pak Soekidjo menyebut mereka nelayan daratan. Didesa itu ada warga yang khusus menampung/membeli hasil pertanian serta lobster. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline