Lihat ke Halaman Asli

Operasi Trisula, Kolaborasi Aparat dengan Rakyat dalam Memberangus Sisa-Sisa Gerombolan PKI

Diperbarui: 10 Maret 2022   14:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dari akun Osan Scoot

Upaya PKI membangkitkan diri setelah gagal dalam peristiwa 1965 merupakan hasil nyata indoktrinasi yang mengedepankan militansi perjuangan serta loyalitas pada partai.

Sejak peristiwa tersebut, beberapa pentolan PKI yang berhasil lolos dan menyembunyikan diri mencoba melakukan konsolidasi. Untuk itu mereka perlu tempat yang dirasa representatif guna menghimpun kekuatan serta menjadi basis perjuangan selanjutnya dalam menegakkan cita-cita.

Blitar menjadi incaran utama dari berbagai tempat di Indonesia. Wilayah ini di pilih karena mempertimbangkan faktor geografis, laku tradisional, dan histori.

Blitar selatan terkenal dengan perbukitannya. Orang padukuhan menyebutnya gunung. Walau kebanyakan bukit itu gundul akibat  penebangan yang dilakukan serampangan, dibeberapa titik masih menyisakan hutan lebat dengan campuran pohon lain. Tanahnya pletes(tandus). Pada musim kemarau kesengsaraan tambah mencekik akibat air menyembunyikan diri. 

Bercocok tanam hanya dilakukan pada musim penghujan itupun dengan hasil pas-pasan. Lembah bergunung-gunung dipotong oleh sungai-sungai curam merupakan gambaran bentang alam wilayah itu. Musim hujan mengakibatkan sungai meluap, membahayakan siapapun yang berani melintas karena ketiadaan jembatan. 

Desa satu dengan desa lain sangat berjauhan. Sepi. Bila nekat menelusuri, kita akan dipaksa mengelus dada, batang jalan sangatlah rusak. Itu masih beruntung. Bagaimana kalau lorong-lorong kecil terbentuk dari alang-alang tinggi menghimpit dikiri kanan? atau jalan tersamar akibat jarang dilalui dan itu bisa menyesatkan. Bila langkah kaki diarahkan jauh ke selatan, Samudera Indonesia menyapamu bersama jeritan parau ombak. Tebing-tebing terjal menengadah menyelipkan gua-gua alam cocok buat persembunyian.

Rakyat diwilayah itu merupakan petani lugu, terbelakang, tapi gemar menolong. Suka memberi, tanpa melihat kondisi diri. Buta huruf mendominasi karena terbatasnya sarana pendidikan. 

Takhayul mengakar kuat pada pola pikir mereka, hingga beranggapan bahwa garis hidupnya ditentukan oleh danyang-danyang(makhluk astral). Budaya yang rendah menyebabkan mereka akan menghargai pendatang. Anggapan mereka, pendatang dianggap lebih maju, lebih mengerti tentang segala hal. Mereka akan meminta petunjuk-petunjuk yang bermanfaat bagi kehidupannya. Ini digunakan PKI untuk melakukan penetrasi.

Dalam sejarahnya, sejak jaman Belanda, unsur-unsur komunisme telah dicoba dibangkitkan. Dirawat dengan baik. Mengendap lama tersamar oleh kebersahajaan penduduknya. Pembuktiannya adalah di pemilu 1955, PKI mendominasi dengan memperoleh suara 85%.

Gambar diambil dari buku 'Operasi Trisula'

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline