Sebagaimana yang diketahui PT. Pindad (Persero) merupakan industrimanufaktur yang bergerak dalam bidang produk militer di Indonesia. Salah satuproduk Pindad yang pada alat-alat militer adalah senjata dan amunisi. Senjatayang diproduksi pindad diklaim memiliki akurasi dan ketahanan yang tinggi dimedan perang, hal ini dibuktikan dari kemenangan kesembilan Angkatan DaratIndonesia dalam ajang Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM)2016 yang menggunakan senjata SS2-V4 dan G2 Combat produksi Pindad (kompas.com)
Namun, pada saat ini Pindad mulai menyasar pasar non-militer denganmemproduksi Alat Mesin Pertanian (alsintan). Dari laporan yang dikutip dalam Liputan6.com,PT. Pindad memamerkan 3 alsintan dalam Pekan Nasional Kontak Tani NelayanAndalan (Penas KTNA) ke-15 yang digelar pada 6-11 Mei 2017 di Stadion HarapanBangsa, Lhoong Raya, Banda Aceh. Tiga alsintan tersebut diantaranyaadalah PA-1800 yang memiliki fungsi mengolah tanah pertanian, PP-160, yangberfungsi memanen jagung dan PTM-90 yang berfungsi sebagai alat angkutmaterial.
Dengan beralihnya sektor pasar Pindad tersebut, apakah mengindikasikanketidakmampuan bersaing-nya Pindad dalam industri senjata komersil di lingkupinternasional ? dan apakah Pindad tidak malu, jika wibawa-nya turun karenamengalihakan pasar?
Harga untuk memproduksi senjata militer memang tidak murah, karena melewatiberbagai proses produksi yang sangat panjang, seperti penelitian, pengembangan,maupun uji coba. Dengan ongkos produksi yang tinggi maka harga jual jugamenjadi tinggi sehingga Industri militer sehingga pasar yang dituju juga sangatterbatas. Untuk itu, industri militer harus mampu mencari solusi untuk tetapbertahan dengan melirik pasar-pasar pontensial yang tetap dapat mendukng bisnisintinya.
Pasar bagi Industri militer memang sangat terbatas, karena menjual senjatabukan hanya memikirkan keuntungan semata tetapi juga memikirkan dampak dariproduk yang dijual. Profit industri senjata dalam lingkup internasional, tidakdapat dilepaskan dari perang yang terjadi di beberapa Negara. Dengan adanyaperang, maka dampak dari permintaan senjata, amunisi, dan alat militer kepadaindustri militer menjadi lebih tinggi.
Mengutip artikel Perang yang Mendatangkan Berkah, LockheedMartin sebagai salah satu industri militer senjata di Amerika Serikat,mengalami kenaikan profit sejak bergejolaknya perang di beberapa Negara Timurtengah. Hal ini mengindikasikan bahwa, industri militer internasional jugaberafiliasi dengan gerakan separtis di berbagai Negara untuk mendongkrak profitperusahaan pada bisnis senjata yang diproduksinya.
Industri militer yang memilih untuk menggeser pasar bisnisnya, menjaditindakan yang lebih terhormat daripada harus berafiliasi dengan konsumen yangbertujuan untuk berperang. Industri militer komersil seharusnya tidak hanyamelihat dari kepentingan perusahaan semata, tetapi juga harus menjaganilai-nilai etik yang berlaku dalam kegiatan bisnis.
Dengan membuat alat-alat pertanian, Pindad bukannya harus malu tetapi harusbangga, karena sedang memberikan contoh bagi industri senjata di dunia untukdapat melihat dan memanfaatkan pasar selain non-militer, terlebih industrimiliter memiliki divisi penelitian dan pengembangan yang sangat dimungkinkanuntuk dialihkan ke bidang lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H