rembulan luruh di kotamu
mendekap lembut gulita diperaduan
meski kulihat
bintang begitu merona
menuangkan tetes semburat diujung ranting
kabarkan rindu bersemayam disebalik jendela
aku tertegun dalam doa
hadir wajah teduh berkelana dalam iba
meraih lembut jemariku
inginkanku berkelana menyusuri sudut kota
aku terkesiap dalam gundah
saat rautmu berjajar rapi diantara lampu hias tepi jalan
harusnya aku mendekat
sekedar menyentuh lembut sudut bibirmu
namun naluriku terbalut dendam
gelisah melenguh dalam tetes airmata
engkau merajuk dalam kenangan
tenggelamkanku dalam kubangan kelam
rembulan luruh dikotamu
bintang bersimpuh dikelopak matamu
aku melara
nestapa berlabuh
*****
Temanggung, Januari keduapuluhtiga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H