Flores-sebuah pulau di Nusa Tenggara Timur (NTT) tak pernah habis menyuguhkan keindahan alamnya. Selain Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, dengan komodo dan pesona pulau-pulau di sekitarnya. Danau Kelimutu-danau tiga warna yang eksotis dan mistis di Kabupaten Ende. Kini, pesona alam semirip Pantai Padar (di Manggarai Barat) dan Raja Ampat (di Papua) tampil menawan di sudut Barat Kabupaten Ngada.
Bersama keluarga, saya tidak menyia-siakan liburan Natal dan Tahun Baru kali ini. Pada Jumat (1/1/2021) kami pergi untuk menikmati keindahan alam di sudut Barat Ngada yang sedang tren itu.
Namanya Watu Mitong, sebuah bukit. Ia terletak di Desa Latung, Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, NTT. Persis di sebelah Utara Ngada. Lebih dekat jika berangkat dari Kota Mbay, ibukota Kabupaten Nagekeo, menuju Riung. Dari Riung ke Watumitong sekitar lima kilometer dengan kondisi jalan mulus, sedikit berkelok-kelok di antara bebukitan savana khas Flores.
Bagai 'Raja Ampat'-nya Flores, Watu Mitong menawarkan panorama eksotis yang tiada bandingnya. Ia khas dan tenang. Dari atasnya, kita mendalami keteduhan laut dengan gugusan pulau-pulau kecil yang menghijau.
Berdiri sambil memandang ke segala sisi, baik Barat, Utara dan Timur, di atas bukit Watu Mitong kita diberikan ketenangan jiwa tak terperi, dengan hebusan angin laut yang menghempas pelan tapi merayu. Sebab rumput-rumput ilalang turut berbisik syahdu.
Bila mengarahkan pandangan ke arah Selatan, tersenyum hutan lebat yang masih perjaka di batas pandangan. Saya tertegun tak jemu-jemu, di atas bukti Watu Mitong adalah kepingan surga yang jatuh ke bumi. Ingin saya bercuit sambil menaruh tagar #janganlupabahagia. Iya, hidup ini, jangan lupa untuk bahagia.
Watu Mitong adalah spot instagramable yang kekinian di Flores. Ia lama bersembunyi dari keterisolasian wilayah. Berkat sentuhan pembangunan jalan trans Utara Floses-dari Maumere (Kab. Sikka) menuju Labuan Bajo (Kab. Manggarai Barat) dalam pemerintahan Joko Widodo, Watu Mitong yang cantik ibarat gadis yang baru keluar dari tempat persembunyiaannya.
Setiap hari libur dan akhir pekan, Watu Mitong sangat ramai dikunjungi wisatawan lokal. Selain untuk berfoto-foto, beberapa orang memilih untuk menyegarkan jiwa, tanpa foto-foto apalagi selfi, sambil menatap tegun laut teduh. Mungkin, sembari dalam hati bersujud syukur atas karya agung Sang Ilahi ini.
Bukit Watu Mitong masih sangat alami dan masih gratis. Layaknya sebuah tempat wisata, ia membutuhkan sentuhan humanis yang ekologis. Jalur traking menuju puncaknya belum dipercantik. Tempat parkir belum ditata dan diperluas. Tempat toilet dan WC belum tersedia.
Pemda Kabupaten Ngada perlu memaksimalkan potensi tempat wisata bukit Watu Mitong ini melalui dinas teknis terkait. Pemerintah Desa pun tidak berpangku tangan atas aset desa yang indah ini. Bila perlu, jadikan bukit Watu Mitong sebagai sumber pendapatan asli desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H