Lihat ke Halaman Asli

Roman Rendusara

TERVERIFIKASI

Memaknai yang Tercecer

Beranikah Jokowi Memilih Romanus Woga sebagai Menteri Koperasi?

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1406349547298231050

[caption id="attachment_349822" align="aligncenter" width="536" caption="Romanus Woga, Ketua Inkopdit dan 2nd Vice President CUCO (ISTIMEWA)"][/caption]

Bagi Gerakan Koperasi Kredit Indonesia, nama Romanus Woga tidak asing di kuping. Pasalnya, sejak 15 Mei 2010 ia menempati posisi Ketua Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) – sebelumnya beliau menjabat sebagai Ketua Puskopdit Swadaya Utama, Maumere. Inkopdit adalah koperasi sekunder yang membawahi 41 Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) dan memayungi 921 koperasi kredit primer  se – Indonesia. Data per 31 Desember 2013, jumlah anggota kopdit sebanyak 283.680 anggota (PICU Maret – April 2014).

Sosoknya yang sedarhana dan humoris sangat nampak. Bung Rommy, demikian biasa disapa, bukanlah seorang yang bertitel. Pengetahuan dan wawasannya yang luas tentang hidup berkoperasi tidak membuat dia mesti rendah diri dengan ijazah SMEA-nya. Bung Rommy menyelesaikan pendidikan SMEA Syuradikara Ende pada 1969. Ia teman seangkatan dengan Profesor Tobby Mutis – kini rektor dan guru besar Universitas Trisakti, Jakarta.

Kiprahnya dalam Gerakan Koperasi Kredit tidak seumur jamur tumbuh. Sejak tamat SMEA, Bung Rommy sudah mengabdikan diri dalam masyarakat. Pater Heinrich Bollen, SVD yang mengajaknya. Seketika pupus sudah niatnya untuk kuliah pajak di Denpasar. Pada tahun 1972, ia mengikuti Kuperda (Kursus Perkembangan Desa) di Bogor selama satu tahun. Itu terjadi tahun 1972. Tahun 1973 ia kembali ke Maumere, Flores. Sejak itulah ia mengurus Credit Union (sekarang Kopdit) dalam naungan Yaspem. Bung Rommy muda dan energik mulai turun, dari kampung ke kampung untuk mengembangkan CU di tanah Flores.

Meski berbekal ijazah SMEA, Bung Rommy sangat fasih berbahasa Inggris. Kemampuan ini diasa ketika ia diberi kesempatan ke Philipina. Pada 1977 ia mengkuti kursus South East Asia Rural Soscial Leadership Development di Xavier University Ataneo de Cagayan. Di situlah ia belajar bahasa Inggris sampai pada 1979 ia kembali ke Maumere.

Pater Heinrich Bollen, SVD adalah perintis CU, Romanus Woga adalah penggerak dari desa ke desa. Dalam perkembangan harus ada badan koordinasi CU untuk tingkat Flores maka dibentuklah Badan Koordinasi CU dalam sebuah pertemuan di Ende. Ada dua sub koordinator CU kala itu, untuk Flores Bagian Timur di Maumere dan Flores Bagian Barat di Ende. Romanus Woga menjadi Ketua Sub Koordinator Flores Bagian Timur. Wilayah kerja Sub Koordinator Maumere mencakup Sikka, Flotim dan Lembata ditambah dengan daratan Timor. Sebab itu Romanus Woga mesti mesti bolak – balik Kupang – Maumere.

Kini, bagi Romanus Woga, posisi puncak sebagai Ketua Inkopdit dua periode bukan jalan tanpa terjal. Juga Gerakan Koperasi Kredit tingkat Asia mempercayakannya sebagai 2nd Vice President CUCO bukan pekerjaan mudah. Ia berkantor di Bangkok, Thailand. Tugas ini membuatnya dikenal dalam gerakan koperasi kredit Asia bahkan dunia. Dua puluh negara sudah dijejaki. Setumpuk penghargaan pernah diraih mantan anggota DPRD Kab Sikka ini salah satunya penghargaan dari Presiden SBY sebagai tokoh koperasi NTT. Selain itu, suami Matilda Klementina ini pernah menjadi penasihat Dekopin NTT.

Pada suatu kesempatan ayah tiga anak ini mengatakan, “if you can not be a clever person, be a kind one” – jika Anda tidak bisa menjadi orang yang pintar, jadilah orang yang baik dan “The man without ambition, like a bird without wing” – Orang yang tidak punya ambisi sama seperti burung yang tidak punya sayap.

Akhirnya, beranikah Jokowi – JK memilih Romanus Woga sebagai Menteri Koperasi. Besar harapan, dalam jabatan ini ditempati orang yang tepat (the right man). Romanus Woga adalah “the right man” itu – yang telah banyak pengalaman mengelolah koperasi baik di tingkat lokal Flores sampai tingkat Asia bahkan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline