Lihat ke Halaman Asli

Yohanes Rohmadi

Berprofesi sebagai guru di SMP Maria Mediatrix Semarang Jawa Tengah.

Memaknai Lima Menit Biola di Kelas Matematika

Diperbarui: 10 Maret 2023   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen "Lima Menit Biola di Kelas Matematika" (LMBdKM) karya Mas Kurnia JR, Kompas Minggu 26 Februari 2023 seolah menyajikan fakta proses pembelajaran di sekolah pada era modern yang menempatkan siswa sebagai manusia yang mendapat pelayanan istimewa dari gurunya. Guru dewasa ini sebagai abdi siswa, dan sekolah pun menghamba pada siswanya. Hal tersebut berbalik dengan proses pembelajaran di era 1980. 

Belajar kala itu menempatkan  peran guru sangat sentral sehingga guru sebagai satu-satunya sumber utama belajar. Posisi siswa sebagai cantrik yang setiap saat bisa kena teguran. Bila siswa kurang beruntung, kerap kali mereka dapat teguran verbal bahkan teguran fisik. LMBdKM juga mengeksplorasi lagu anak-anak sarat etik yang jarang dijumpai dalam proses pembelajaran kontemporer. Cinta dan aktualisasi diri tak lepas diamanatkan dalam cerpen ini.

Tokoh "aku" dalam LMBdKM adalah guru muda yang luwes dan mampu mengaktualisasi diri. Ia melampaui pekerjaan utamanya sebagai guru matematika. Tokoh "aku" sebagai sosok guru modern yang mengerti kebutuhan esensial manusia. Manusia, termasuk siswanya yang membutuhkan cinta, merindukan masa-masa indah yang telah dilaluinya. Di tengah proses pembelajaran yang kaku dan kering, tokoh "aku" mampu membuka simpul-simpul kekakuan menjadi cair  dengan menggesekkan biolanya. Alunan gesekan biolanya mampu mengendurkan pikiran siswa yang tegang sebab sergapan rumus-rumus matematika.

Kadang-kadang untuk mengobati kejenuhan kelas di tengah jam pelajaran, sejenak   kukeluarkan dan kumainkan biola.

Kugesek tak lebih dari lima menit untuk para siswaku.

Ilustrasi karya: Josephine Devina Tjondronoto, Siswa kelas IX F SMP Maria Mediatrix Semarang, Juara 2 Lomba Komik Dinas Arsip dan Perputakaan Kota Semarang Tahun 2022

Realitas tersebut berbeda kontras dengan proses pembelajaran pada 4 dekade silam. Guru semasa itu seolah  jaim. Ada disparitas "bumi langit" antara guru dan siswanya. Alih-alih siswa terhibur, kala itu ketika siswa mendengar suara ketukan sepatu guru, siswa sudah terdiam. Dalam proses pembelajaran saat ini relasi antarpersonal guru dan siswa nyaris tak ada batas. Posisi guru dan siswa punya kesetaraan. Namun, tokoh "aku" sebagai guru  muda yang inspiratif  berkomitmen menjaga situasi kelas tetap hening.

 Tak lebih lima menit. Biola kusimpan kembali dan berkata. "Oke, kita lanjut belajar." Ada yang tersenyum lega, sebagian setengah                 berteriak minta satu lagi, ada yang bertepuk tangan. Setelah itu kelas hening kembali. Hanya suaraku yang terdengar atau siswa yang bertanya dan jawaban pertanyaanku.

Profil tokoh "aku" sebagai pembaru proses pembelajaran di kelas yang lentur dihadapkan dengan tokoh "kepala sekolah". Tokoh "kepala sekolah" sebagai profil produk pendidikan lama yang mengkhawatirkan kelenturan tokoh "aku" ketika mengajar. Tokoh "aku" dinilai sebagai pelanggar ketertiban kelas. Tokoh "kepala sekolah" menginginkan sosok guru di depan siswanya tanpa improvisasi sekecil pun. Aktualisasi menggesekkan biola di tengah pembelajaran matematika oleh tokoh "aku" dianggap bisa menimbulkan sebuah kegaduhan.

Pernah Kepala Sekolah memanggil aku ke ruanggannya. Ia mempersoalkan aksiku. "Saya dengar Anda memainkan biola pada jam pelajaran. Itu melanggar disiplin. Kenapa Anda lakukan itu?"

Aku tak lekas menjawab. Aku tak ingin hal ini berkepanjangan dan jadi bahasan yang tak efektif. Setelah berpikir sejenak seraya menatap jendela di sisi kanan sang kepala sekolah, kujelaskan dengan datar bahwa aku hanya ingin mengendurkan ketegangan ketika rumus-rumus  matematika mulai membuat siswa penat lalu apatis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline