Lihat ke Halaman Asli

Pendorong dan Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia

Diperbarui: 29 Juni 2024   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia bagaikan merawat taman yang indah. Diperlukan usaha untuk menyiram, menyiangi, dan memupuknya agar bunga-bunga keberagaman dapat mekar dengan harmonis. Berbagai faktor berperan sebagai pendorong untuk memperkuat persatuan dan kesatuan, di antaranya:

1. Semangat Nasionalisme:

Semangat juang para pahlawan dan nilai-nilai nasionalisme yang ditanamkan sejak dini menumbuhkan rasa cinta tanah air dan komitmen untuk bersatu. Semangat ini menjadi landasan kuat untuk menjaga keutuhan bangsa.

2. Bhinneka Tunggal Ika:

Keberagaman suku, budaya, agama, dan bahasa di Indonesia merupakan kekayaan yang memperkaya identitas bangsa. Slogan Bhinneka Tunggal Ika mengingatkan bahwa perbedaan ini bukan untuk dipecah belah, melainkan untuk saling menghargai dan memperkuat persatuan.

3. Pancasila:

Pancasila sebagai dasar negara menjadi pedoman hidup bangsa yang mengantarkan pada persatuan dan kesatuan. Nilai-nilai luhur Pancasila seperti Ketuhanan, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menjadi kompas moral yang mengarahkan bangsa.

4. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan:

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang penuh pengorbanan dan persatuan melawan penjajah menjadi pengingat pentingnya menjaga kemerdekaan dan persatuan. Semangat gotong royong dan rela berkorban untuk mencapai kemerdekaan harus terus dilestarikan.

5. Kemajuan Teknologi dan Komunikasi:

Perkembangan teknologi dan komunikasi membuka peluang untuk mempererat hubungan antar masyarakat di seluruh penjuru Indonesia. Hal ini memudahkan komunikasi, pertukaran informasi, dan rasa saling mengenal antar suku bangsa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline