Dalam rangka pengabdian masyarakat, kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 170 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Jlatren, Jumat (28/1). Pelatihan tersebut bertajuk "Pemanfaatan Sampah Organik guna Pemenuhan Pupuk Kelompok Tani Jlatren". Pelatihan ini didampingi oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang sedang melakukan KKN di Padukuhan Jlatren, Kelurahan Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman.
Pelatihan pembuatan kompos ini diminta oleh ibu-ibu KWT yang terungkap saat sesi observasi kelompok KKN 170 di Padukuhan Jlatren, bahwa untuk tahun ini dan kedepannya subsidi pupuk dari pemerintah akan dikurangi. "Usul ya mas dan mbak, kalau dari kami lebih baik mengadakan pelatihan pembuatan pupuk kompos saja. Sebab pupuk dari pemerintah akan dikurangi. Siapa tahu pembuatan pupuk dari pelatihan mas dan mbaknya bisa berguna bagi kelompot tani", ungkap ibu Muji salah satu anggota KWT.
Kelompok KKN 170 UMY yang mendengar permintaan ibu-ibu KWT dan melihat potensi Padukuhan Jlatren yang subur dengan banyak pepohan dan terdapat peternakan sapi maka memungkinkan untuk menyelenggarakan pelatihan tersebut. Sebab, dalam pembuatan pupuk kompos ini berbahan dasar dedauan kering dan kotoran sapi kering yang tersedia banyak di Padukuhan Jlatren. Dengan demikian tidak akan kekurangan bahan baku dalam pembuatan pupuk kompos ini.
Dalam pelaksanaan pelatihan pembuatan pupuk kompos dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama yaitu penjelasan langkah-langkah pembuatan kompos dan membuat cairan mol. Sesi kedua yaitu praktik pembuatan pupuk kompos dari dedaunan kering. Dedaunan kering yang telah dikumpulkan oleh mahasiswa KKN dan ibu-ibu KWT dipotong menjadi kecil-kecil guna mempercepat proses penguraian didalam tong plastik.
Aqsha Faja sebagai ketua kelompok KKN 170 UMY berharap dengan pelatihan ini akan berdampak dengan lingkungan yang terjaga dan menambah nilai ekonomi bagi ibu-ibu KWT, "Pembuatan pupuk kompos ini sebenarnya mudah dan murah, tapi kalau salah dalam bahan dan langkah-langkah dapat menghasilkan kegagalan. Maka dengan pelatihan pembuatan pupuk kompos ini, mudah-mudahan dapat berguna bagi kelompok tani yang subsidi pupuknya berkurang dan dapat membuat bersih lingkungan di daerah Jlatren ini".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H