Lihat ke Halaman Asli

Panjang Umur dengan Satu Sumur

Diperbarui: 6 September 2015   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

by. rollytoreh

[caption caption="Potret kemarau"][rollytoreh]

Beberapa siang sepanjang bulan Juli sampai September, sudah memastikan nasib kering melanda banyak kampung. Khusus Kampung Pahiama. Kampung apa saja harus mengadu nasib sekering pohon, sesakit bunga mawar, yang menunggu air hujan. Memang sudah letih menunggu tapi mau tidak mau memaksa naluri terus hidup walau air terus surut. 

Kemarau tahun ini adalah kemarau paling sengit menolak hujan. Kemarau yang belum kalah. Kemarau yang tidak kenal selesai. Kemarau paling ganas dan paling buas. Kemarau yang lebih merah dari darah. Kemarau yang lebih gelap dari malam.

Namun penduduk di Kampung Pahiama, 2 km dari pusat Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (SITARO), Prov. Sulut, semangat mengais dahaga dari seonggok air di dalam sumur tak pernah kedaluwarsa. Mereka tak pernah tahu kadar air surut atau masih melimpah. Mereka cuma tahu selama hidup adalah kepanjangan tangan Ilahi. Tinggal semangat dipaksa berlari mengeroyok debit air satu-satunya di bawah satu liang sumur.

Kertak dahan kering di atas kepala mereka seolah menggambarkan kering dan tandus semakin mendekat. Tanaman Pala sebagai sumber rejeki tumbuh lambat. Kekeringan merambat. Pendapatan sekarat. Mereka tidak tahu dan tidak perlu tahu kapan kemarau selesai. Sebab tidak mungkin bagi manusia melangkahi kuasa Ilahi.

Kemarau dan hujan sudah merupakan arisan wajib dihadapi manusia. Tidak bisa bergegas lepas atau ingin bebas. Rakyat demikian juga Pemerintah jangan menyangka persoalan selesai setelah turun malaikat sorga maka kita santai, duduk menatap langit, tanpa gerakan dan tindakan pasti mencegah sembilu kemarau.

Pandangilah potret resah penduduk Pahiama yang terus bertahan di tengah kemarau meskipun dengan satu sumur kecil. 

Semoga terus panjang umur.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline