Pariwisata merupakan salah satu dari banyak sektor yang cukup menggiurkan untuk dikembangkan dalam memperoleh income percapita di era sekarang ini. Kenapa tidak, maraknya penjajalan gadget di pasaran membuat masyarakat memperoleh informasi terkini dengan mudah dengan bermodalkan gadget saja. Tak ayal kita sering melihat tayangan dari kanal Youtube misalnya seolang yang melakukan rekaman atau dengan istilah ngevloge dalam menampilkan secara visual melalui rekaman video dapat disaksikan orang banyak. Akibat yang ditimbulkan adalah kegiatan tersebut menjadi mudah viral dan ditonton oleh banyak orang.
Banyak dari kegiatan tersebut dilakukan tak hanya pada ulasan-ulasan maupun tutorial, misalnya cara memasak air atau bahkan yang paling absur cara merebus mie instan tanpa air, bahkan ngevloge pada destinasi wisata pun ada, sehingga dengan tingginya laju sharing informasi di internet yang tersedia membuat kita dengan mudah mengetahui lokasi dan situasi terkini pada salah satu dari sekian banyak destinasi wisata di tanah air.
- Jenis-jenis wisata
Barangkali kita cukup paham bahwa orang yang melakukan rekreasi adalah bagian dari wisata yang ddisebut wisatawan, dan loaksi wisata disebut dengan destinasi wisata. Akan tetapi wisata ini dapat dibagi dalam beberapa kategori:
- Wisata Budaya. Pada jenis wisata budaya ini wisatawan umumnya datang untuk menyaksikan sesuatu prosesi maupun kegiatan yang berkenaan dengan budaya yang ada di destinasi wisata tersebut. Misalkan, jika di Aceh mengadakan kegiatan "Kenduri Laot" yang dilakukan nelayan sebelum turun ke laut untuk menangkap ikan, yang dilakukan setahun sekali, ataupun "Kenduri Blang" untuk petani yang akan turun ke sawah sebelum pasca panen, ataupun "Kenduri Uteun" yang dimaksudkan untuk masyarakat yang tinggal dekat dengan hutan sebelum memasuki hutan untuk berkebun dan memanfaatkan hasil hutan. Semua itu secara umum adalah kearifan lokal yang dapat menjadi penyebab terbentuknya wisata budaya.
- Wisata Sejarah. Destinasi yang menjadi tujuan wisatawan untuk mengetahui dan melihat tempat tragedi sesuatu fenomena baik yang berhubungan dengan suka, maupu duka. Salah satu destinasi wisata sejarah di Aceh Barat misalkan Teuku Umar, seorang pahlawan Aceh yang makamnya ada di Meugoe Kecamatan Kawai XVI dan nama besar Teuku Umar tersebut hingga sekarang di abadikan pada sebuah intitusi pendidikan tinggi yang berlokasi di Kecamatan Meureubo Aceh Barat, yakni Universitas Teuku Umar.
- Wisata Alam. Jenis ini sangat mudah dan umum dijumpai. Kenapa tidak, sebab alam merupakan kesatuan dari lingkungan hidup yang kita tempati, yang di dalamnya terdapat perbedaan bentuk rupa bumi yang berbeda-beda, baik dari geografis, iklim, maupun sosial ekonomi pun, masuk ke dalam bagian wisata alam ini. Pelbagai destinasi wisata alam pastinya mudah kita jumpai, khususnya di kawasan Barat-Selatan Provinsi Aceh. Anda mau diving? Ada. Anda mau treking? Siap. Anda mau main di arus deras? Itupun ada, asalkan safety first guna keamanan.
- Wisata Ekologi. Hal ini barangkali belum termanfaatkan sepenuhnya oleh kita, sebab hal sedemikian memerlukan spesialisasi keilmuan dan memerlukan perizinan tertentu guna memastikan keamanan peneliti dan keberlanjutan biodiversity destinasi yang kita kunjungi.
- Apa destinasi wisata bisa mati?
Ya. Terkadang sebuah potensi dari destinasi cenderung mati segan hidup tak mau, ditambah Covid19 membuat suramnya sektor pariwisata hingga menurunkan kontribusi terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) sebesar 4,05 persen tahun 2020, lebih rendah dibanding 2019 sebesar 4,7 persen. Hal ini sejalan dengan daya dukung dan yang mempengaruhinya, yakni berupa: ketersedian informasi, infrasturktur, dan kemudahan akses yang dipengaruhi oleh pekerja sektor wisata. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) pekerja sektor wisata Indonesia tahun 2019 berjumlah 11,83 persen lebih tinggi dibandingkan 2018 yang berjumlah 11,18 persen. Hal ini didukung oleh kelembagaan dan dukungan dari pemerintah selaku chief dalam kebijakan disuatu negara dan atau daerah.
Adanya kemajuan dalam bidang industri pariwisata ini dapat menjadikan sektor lain ikut tergerak, hal ini disebut multiplier effect. Dampak lain yang ditimbulkan sebagai akibat kegiatan sesuatu. Misalkan anda pergi ke suatu daerah yang mengharuskan anda bermalam di sana, yang pertama anda lakukan adalah mencari penginapan dan makanan. Anda di antarkan oleh tukang ojek atau becak atau menaiki transportasi umum (jika tak ada kendaraan pribadi) anda memesan penginapan dan membeli makanan. Penginapan-Makanan-transportasi, ini adalah salah satu dari sektor yang muncul dari adanya pariwisata. Bagi pemerintah mendapatkan pajak, bagi rumah tangga mendapatkan upah, bagi swasta yang menginvestasi capital of finance (uang) dan capital (modal) bidang wisata mendapatkan profit. Wisatawan mendapatkan apa yang ingin dicapai yakni ketenangan dan rasa senang.
Hal ini belum kompit rasanya jika seorang wisatawan belum membawa oleh-oleh tuk dibawa pulang, maka dari pada itu perlunya ada pasar yang menjual sesuatu yang khas atau ikonik yang mengintepretasikan destinasi wisata tersebut. Dengan demikian mendorong industri lain seperti kerajinan tangan, usaha kuliner dan makanan akan ikut tumbuh. Sumbernya ada dihulu yakni petani, dengan secara tidak langsung mendapat nilai tambah dari hasil pertanian yang diusahakannya, serta nelayan, maupun pengusaha mikro dan kecil hingga besar pengusaha besar yang menawarkan (suplai for tourism) sesuatu tuk dibawa oleh wisatawan yang bertindak sebagai tourism of demand.
Semoga industri pariwisata tanah air kembali membaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H