Upaya Penanggulan Sampah Anorganik Melalui Gerakan Pengurangan Wadah Styrofoam Guna Mencapai Indonesia Sehat Bebas Sampah Plastik
Pada tahun 2022, Universitas Pendidikan Indonesia kembali mengadakan kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik yang diadakan pada tanngal 11 juli dan berakhir sampai tanggal 10 agustus. Kegiatan KKN Tematik tahun ini UPI memfokuskan pada salah satu tema SDG’s (Suistainable Development Goals) Desa. Kelompok 144 mengambil sub tema mengenai konsumsi dan produksi desa yang akan dilaksanakan di Kampung Tualang.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan yaitu sosialisasi dan Observasi di Kampung Tualang pada tanggal 25 Juli untuk menghimbau para pedagang mengenai bahaya penggunaan wadah berbahan styrofoam untuk makanan bagi masyarakat sekitar. Saat ini, Styrofoam menjadi wadah pilihan yang sering diandalkan bagi pemilik gerai makanan dan minuman, karena memiliki keuntungan bagi para pedagang seperti harganya yang murah, praktis dan tidak mudah bocor.
Jika konsumsi Styrofoam tidak diimbangi dengan pengelolaan limbahnya yang baik, maka akan timbul pencemaran lingkungan. Styrofoam termasuk dalam kategori plastik nomor 6, yaitu polystyrene (PS) sehingga material ini sulit terurai secara oleh alam, hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
Penggunaan Styrofoam oleh para pedagang yang ada di Kampung Tualang cukup banyak, hampir setiap para pedagang yang kami datangi semuanya memakai styrofoam dalam jumlah besar. Para pedagang menggunakan Styrofoam dalam satu hari bisa mencapai 2 dus Styrofoam. Hampir semua para pedagang sadar akan dampak dari penggunaan Styrofoam yang berlebihan.
Oleh karena itu, saya sebagai salah satu mahasiswa KKN Tematik UPI bersama dengan kelompok KKN di Kampung Tualang tertarik mengangkat pembahasan mengenai upaya penanggulan sampah anorganik melalui gerakan pengurangan wadah styrofoam guna mencapai indonesia sehat bebas sampah plastik.
Hal ini bisa diwujudkan dengan cara melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya dan dampak limbah sytrofoam bagi kesehatan, adanya kerjasama antara pemerintah dan desa setempat, serta peranan aktif masyarakat tentang kesadaran untuk melestarikan lingkungan.
Artikel ini disusun oleh:
Rolla Safitri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H