Lihat ke Halaman Asli

Rolin Taneo

Pemulung Ilmu

Alamku, Dulu dan Kini : Suatu Perbandingan

Diperbarui: 6 Agustus 2024   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pendahuluan

Minggu, 04 Agustus 2024 malam, saya duduk berbincang ria bersama teman sebaya tentang potret masa kecil hingga masa remaja. 

Maklumlah karena setelah tamat SMA, kami jarang berjumpa karena kesibukan kerja. Ada juga yang memilih merantau ke tanah orang. 

Dalam perbincangan itu kami bernostalgia kembali akan kondisi alam kami. Kala itu, gadget atau smartphone masih menjadi barang langka. Imbasnya kami terbiasa dengan beraktivitas secara bersama. 

Biasanya setelah pulang sekolah, kami istirahat sejenak lalu mulai berkumpul dan menjelajahi alam di sekitar kami. Waktu itu, masih banyak lahan kosong yang ditumbuhi oleh banyak pepohonan. 

Mata air juga masih begitu melimpah. Seluruh kegiatan-kegiatan kami berhubungan dengan alam, bahkan permainan-permainan masih juga kami ambil dari alam. 

Misalnya, mencari gagang ketapel di hutan, bermain perang-perangan dengan menggunakan bambu kecil, dan lain-lain. 

Kami larut dalam kegembiraan yang penuh makna kala itu, sekalipun kami hidup di wilayah perkotaan (Kota Kupang) yang dalam hemat banyak orang, kota kerap dilihat sebagai daerah yang pembangunnya lebih pesat ketimbang di desa. 

Sungguh waktu itu alam nasih begitu asri. Biar kamu hidup di wilayah yang orang suka beri julukan "Kota Karang", tetapi masih ada harapan hidup dan keceriaan kala itu karena alam masih terpelihara. 

Alamku Kini Telah Berubah

Harus diakui bahwa pembanguan kini makin masif. Tetapi pesatnya pembangunan yang ada saat ini seringkali tidak ramah lingkungan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline