Lihat ke Halaman Asli

Rolin Taneo

Pemulung Ilmu

Tak Boleh Ada yang Diabaikan

Diperbarui: 19 Juni 2024   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pengantar

Dalam ilmu sosiologi, ada teori yang mencoba menjelaskan keterhubungan antara individu dan kelompok. Teori itu kerap disebut dengan teori solidaritas. 

Salah satu tokoh pengembang teori ini yakni Emile Durkheim. Durkheim membagi teori solidaritas ke dalam dua model. Solidaritas mekanik dan solidaritas organik. 

Solidaritas mekanik kerap diidentifikasikan sebagai bentuk solidaritas masyarakat pedesaan. 

Pada tipe solidaritas ini, umumnya menggeluti satu profesi. Karena itu, tingkat pembagian kerja masih rendah. 

Berbeda dengan solidaritas mekanik, solidaritas organik dilihat sebagai bentuk solidaritas masyarakat kota. 

Di dalamnya ada kepelbagaian. Karenanya, pembagian kerja sifatnya spesialisasi, menyesuaikan pada kemampuan yang ada pada diri individu. 

Kedua model solidaritas ini kita cermati bukan untuk dijadikan klaim mana yang paling tepat untuk diadopsi melainkan sebagai upaya untuk melihat tingkat ketergantungan kita sebagai anggota dalam persekutuan. 

Pendalaman Teks

Teks 1 Korintus 12:12-31 memang menarik untuk kita perhatikan oleh karena dalam teks ini dibicarakan tentang kehidupan persekutuan yang saling mengisi. 

Metafora yang dipakai yakni satu tubuh, banyak anggota. Semua anggota tubuh itu punya fungsinya. Tidak bisa kita katakan bahwa yang satu lebih utama dan yang lain tidak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline