[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Seluruh grup band yang populer di era 1990-an (Sumber --> http://gigsgeek.wordpress.com)"][/caption] Satu kata untuk menggambarkan kondisi permusikan di Indonesia untuk era saat ini adalah : menjemukan. Mengapa dikatakan seperti itu ? Karena di era saat ini, musisi Indonesia tidak mengutamakan kualitas dalam totalitas bermusik baik dalam skill bermain musik maupun harmonisasi suara vokalis namun era saat ini musisi Indonesia lebih mengutamakan alat canggih tapi tak utamakan kualitas bernyanyi. Mari sejenak berputar mesin waktu ke masa - masa dimana musik Indonesia berjaya bahkan dikangenin (dirindukan) oleh para penggemar lintas zaman yakni 1990-an Masa Indah 1990-an [caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Barang - barang yang populer di era 1990-an (Sumber --> http://www.unitedindonesia.org)"][/caption] Bagi para Kompasianer maupun sebagian besar masyarakat yang besar di era 1990-an, anda pasti masa - masa dimana kualitas baik musik, acara TV, tayangan anak, mainan, maupun yang lainnya pernah kita genggam atau pernah kita rasakan. Kali ini saya akan tentang musik Indonesia yang kualitas jauh di atas rata - rata di era 1990-an apabila dibandingkan dengan era sekarang yang hanya menonjolkan teknologi semata. Musik Indonesia di era 1990-an boleh dikata sebagai musik yang sangat berkualitas dalam hal skill bermusik maupun skill bernyanyi banyak musisi Indonesia di era 1990-an yang mengalami masa - masa kejayaannya bahkan masih terngiang di penikmat musik Indonesia hingga saat ini. Saya merangkum ada 5 musisi Indonesia yang musikalitas di era 1990-an sangat dikagumi berikut rinciannya : 1.) GIGI [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="GIGI Band (sumber --> http://bocahiseng.blogspot.com dan http://egasakti.wordpress.com)"]
[/caption] Grup Band Gigi resmi dibentuk pada tanggal 22 Maret 1994. Pada awalnya Grup Band ini terdiri atas Armand Maulana (vokalis), Thomas Ramdan (bassis), Dewa Budjana (gitaris), Ronald Fristianto (drummer)”EVO Band” , dan Baron Arafat “Baron Soulmate” (gitaris). Nama “Gigi” sendiri muncul setelah para personelnya tertawa lebar mengomentari nama “Orang Utan” yang nyaris dijadikan nama band ini. Dengan latar belakang musik yang beda-beda, mereka menggabungkannya ke dalam satu musik yang menjadi ciri khas Gigi. Album perdana yang bertema “Angan” dilempar ke pasaran dengan dukungan dari Union Artist/Musica. 2.) Dewa 19 [caption id="" align="aligncenter" width="413" caption="Logo dewa 19 (sumber --> http://www.mydewa19.com)"]
[/caption]
Dewa 19 adalah sebuah grup musik yang dibentuk pada tahun 1986 di Surabaya, Indonesia. Grup ini telah beberapa kali mengalami pergantian personel dan formasi terakhirnya sebelum dibubarkan pada tahun 2011 adalah Ahmad Dhani (kibor), Andra Junaidi (gitar), Once Mekel (vokal), Yuke Sampurna (bass) dan Agung Yudha (drum). Setelah merajai panggung-panggung festival di akhir era 1980-an, Dewa 19 kemudian hijrah ke Jakarta dan merilis album pertamanya pada tahun 1992 di bawah label Team Records.
Grup ini telah meraih kesuksesan sepanjang dekade 1990-an dan 2000-an melalui serangkaian lagu-lagu bergenre rock dan pop. Album yang mereka rilis nyaris selalu mendapat sambutan bagus di pasaran, bahkan album mereka yang dirilis tahun 2000, Bintang Lima, merupakan salah satu album terlaris di Indonesia dengan penjualan hampir 2 juta keping.
3.) Edane
[caption id="" align="aligncenter" width="423" caption="Seluruh personil Edane Band. (Sumber --> http://tomyares.typepad.com/)"]
[/caption]
Nama EdanE berasal dari singkatan nama Eet Sjahranie dan Ecky Lamoh, yang akhirnya menjadi E dan E. Saat terbentuk tahun 1991, EdanE terdiri atas Eet Sjahranie (gitar), Ecky Lamoh (vikal), Iwan Xaverius (bass), dan Fajar Satritama (drum).
Setelah ikut bersama EdanE dalam merilis album pertama, “The Beast” (1992), Ecky sebagai vokalis meninggalkan EdanE, namun EdanE tak berganti nama. Heri Batara (Ucok) masuk untuk menggantikan Ecky, Heri Batara menjadi vokalis utama dalam dua album Edane, “Jabrik” dan “Borneo” – namun dalam pengerjaan album “Borneo” Heri Batara sempat sakit dan digantikan oleh “Fatah Mardiko” untuk beberapa lagu dalam album tersebut. Setelah dua album tersebut,posisi Heri Batara diambil alih oleh Trison Manurung, mantan vokalis Band Roxx.
4.) Sheila On 7
[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Formasi awal Sheila On 7. (Sumber --> http://sheilaganklombok.blogspot.com)"]
[/caption] Sheila on 7 adalah salah satu grup musik Indonesia yang berdiri pada 6 Mei 1996 ini pada awalnya adalah sekumpulan anak-anak sekolah dari beberapa SMA di Yogyakarta. Di awal berdirinya bersatulah lima anak muda, Duta (vokal) berasal dari SMA 4, Adam (bass) dari SMA 6, Eross (gitar) dari SMA Muhammadiyah I, Sakti (gitar) dari SMA De Britto, dan Anton (drum) berasal dari SMA Bopkri I. Mereka sepakat untuk membentuk sebuah band dan membawakan lagu-lagu dari kelompok Oasis, U2, Bon Jovi, Guns N’ Roses, dll. Pada waktu itu juga, mereka telah memiliki beberapa lagu-lagu orisinal karya mereka sendiri dan mereka mencoba untuk memperkenalkan dan membawakan lagu-lagu tersebut dengan penuh rasa percaya diri di berbagai pentas. 5.) Kahitna [caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Kahitna Band (Sumber --> http://hendrawardhana.blogspot.com)"]
[/caption]
Kahitna berdiri pada taggal 24 Juni 1986, yang berasal dari bahasa Philipina yang artinya meskipun demikian tapi akhirnya dipelesetkan menjadi bahasa Sunda. Ka Na adalah awalan dan akhiran sehingga ketika disatukan artinya menjadi yang paling hits ; nu paling hits (bahasa Sunda).
Kahitna sendiri berasal dari kota Kembang Bandung. Berawal pada tahun 1983, Yovie membentuk band yang bernama Coops Rhytem Section anggotanya sebagian besar menjadi Indonesia 6, Ruth Sahanaya dan KAHITNA itu sendiri. Karena perbedaan idealisme, Yovie melepaskan diri dan membentuk KAHITNA pada tahun 1986 dengan vocalis Trie Utami, pada perkembangannnya berganti-ganti personil sampai formasi saat ini. Banyak nama besar yang telah bergabung dengan KAHITNA, dari mulai kesuksesan seorang Yovie Widianto, Rita Effendy, Ruth Sahanaya, Trie Utami, Hedi Yunus.