Di suatu malam yang dingin, karena habis hujan seharian tadi. Aku sedang membantu anakku membuat PR Matematika. Anakku yang tidak mudah percaya, apalagi sama emaknya menatapku dalam diam setelah aku menjelaskan jawaban PR nya. Tentu saja ia tidak percaya, baginya yang benar adalah gurunya.
PR nya berkaitan dengan soal cerita. Kurang lebih begini soalnya: " Dua orang anak bertepuk tangan bersama. Anak pertama bertepuk tangan setiap 4 detik. Anak kedua bertepuk tangan setiap 6 detik. Di detik ke berapakah kedua anak itu bertepuk tangan bersamaan?" Begitulah anakku membacakan soalnya. Kontan aku langsung menjawab," Oo, suruh cari KPK itu!"
Dengan percaya diri aku menjelaskan jawabannya di kertas corat coret-coret." Jawabannya adalah 12." pungkasku. Anakku menyimak dan terdiam. Tentu saja dia tidak percaya begitu saja. "Kenapa bisa 12?"
" Coba mama praktekin tepuk tangannya."
Aku saling pandang dengan saudara kembarku yang kebetulan dari tadi duduk di sampingku. Dia tersenyum, "Ooo, kontekstual." katanya.
Akhirnya aku dan saudara kembarku bertepuk tangan bersama sambil berhitung. Kami bagi tugas, aku bertepuk tangan setiap 6 hitungan dan saudara kembarku bertepuk tangan setiap 4 hitungan. Akhirnya kami bertepuk tangan bersamaan di hitungan ke 12. Barulah anakku percaya dan menyelesaikan menyalin jawaban PR nya. Hidup memang penuh pembuktian, apalagi Matematika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H