Lihat ke Halaman Asli

roizul hamm

Santri dan mahasiswa Bangkalan

Kau Sungguh Tak Akan Mau Tertelan Cicak

Diperbarui: 23 Desember 2017   20:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tak ubahnya seekor lalat yang menabrak kaca jendela berulang-ulang di ruang hampa, apa yang dia Mau? Hanya ingin keluar dari ruang ini, kemauannya untuk bebas keluar sampai-sampai tidak sadar bahwa kaca manapun itu tidak mungkin bisa di tembus, andaikan dia sempatkan berfikir sejenak saja, bolehlah dia keluar lewat pintu di sebelahnya yang terbuka sempit.

Walaupun sempit,tapi cukuplah ruang buat badannya yang kecil itu.

Lama-kelamaan datang dari balik jam dinding seekor cicak yang kurus dan lapar.

Lalat itu masih menabrak-nabrak kaca jendela. Kemauannya untuk keluar masih membuatnya terlihat bodoh.

Cuma butuh 1 menit untuk cicak itu sampai di bingkai jendela, dia terlihat sangat lapar.

Masih dengan hewan yang sajendela

 si lalat bodoh masih menabrak-nabrak kaca jendela, entah di sadari atau tidak kalau si cicak kurus sudah menjulurkan lidahnya keluar masuk di bingkai jendela.

Dan HAPP...

Lalat itu sudah di telannya.

Perumpamaan di atas adalah Perumpamaan untuk seorang pekerja keras yang tak Mau berpikir,atau seorang yang Mau keluar dari masalah tapi seakan baginya hanya ada 1 jalan keluar.

Dia akan mati dalam posisi itu akhirnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline