Lihat ke Halaman Asli

Malu Bertanya Sesat di Samsat

Diperbarui: 11 Desember 2022   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pemerintahkota.com

Akhir pekan telah usai, aktivitas manusia mulai bangkit dari kebebasan. Jalanan kembali ramai oleh bising mesin kendaraan. Polusi telah siap bergelut kembali dengan udara pengawal hari.

Senin kemarin, tepatnya tanggal 5 Desember 2022, saya bersama Ibu dan sepupu kecil pergi ke Kantor Samsat Induk Kota Malang yang berada di Jalan S. Supriadi No.80, Sukun. Keperluan kami adalah mengurus balik nama sepeda motor sekaligus membayar pajak 5 tahun.

Seakan telah menjadi hal umum yang diketahui dan pasti terjadi, situasi Samsat pusat Kota Malang atau biasa disebut masyarakat "Kacuk" selalu ramai ketika hari pembayaran pajak 5 tahun.

Biasanya orang-orang memilih berangkat unutk menghindari antrian panjang. Namun, kami berangkat agak sedikit pagi sebab harus menunggu si kecil datang. Meski masih terbilang pagi, tetapi sudah banyak orang yang mengantri. Jejeran sepeda motor sudah tampak agak panjang di pinggir jalan raya, di depan kantor. Dan di sinilah pertempuran dimulai.

Ketika motor berhenti di depan kantor, saya dan Ibu pun mulai beraksi. Saya segera menuju tempat fotokopi yang terletak di samping-belakang kantor untuk menyalin berkas-berkas yang akan diperlukan nantinya. Sedangkan, Ibu bersama si kecil menuju antrian cek fisik yang panjang di samping kantor.

Fotokopi berkas tidaklah membutuhkan waktu yang lama, sebab saya hanya perlu menunggu dan membayar saja tanpa perlu bingung apa yang diperlukan. Operator fotokopi sudah hapal dengan keperluan yang dibutuhkan untuk disalin. Saya hanya bilang urusan keperluan dan operator akan meminta untuk menyiapkan berkas-berkasnya. Setelah itu, proses fotokopi pun dilakukan dengan sangat cekatan.

Setelah fotokopi berkas selesai, lantas saya menuju loket pengambilan formulir cek fisik. Selama mengantri, saya menemukan beberapa orang yang bertanya terkait tahap-tahap mengurus di samsat. Saya tidak kaget sebab pemandangan itu sudah menjadi hal lumrah dan pernah saya lakukan ketika pertama kali mengurus sendirian di Samsat.

Selang beberapa lama mengantri, formulir pun saya dapatkan dan lekas menghampiri Ibu, serta mengisi formulir dengan benar dan teliti. Antrian cek fisik lumayan mengambil waktu yang lama. Namun tidak selama ketika mengurus berkas selengkapnya di dalam kantor. Dan di sinilah kami memasuki pertempuran inti.

Saya pun masuk ke dalam kantor, sedangkan Ibu dan sepupu kecil memilih untuk menunggu di luar. Ketika di dalam, saya tidak tahu menahu apa yang harus saya lakukan, sebab terakhir ke sana saya hanya menunggu Ibu di luar kantor. Pandemi mengharus hanya satu orang saja yang bisa masuk.

Sempat mengalami kebingungan beberapa menit, saya pun memberanikan diri untuk bertanya pada seoarang ibu. Beliau menuntun saya untuk datang ke sebuah loket yang bertuliskan "BALIK NAMA". Lekas mengucapkan terima kasih, saya menuju loket itu dan menaruh berkas-berkas yang disatukan dalam map biru.

Menunggu petugas memanggil nama saya membutuhkan waktu sedikit lebih cepat. Sayang seribu sayang, kwitansi yang saya isi ternyata salah. Saya pun disuruh untuk menulis kembali sesuai dengan contoh yang telah ditempel dikaca pembatas loket. Untungnya, kwitansi itu boleh ditype-x sehingga saya tidak perlu memberi lembaran kwitansi lagi. Namun, saya perlu kembali ke tempat fotokopi untuk menyalin kwitansi sebanyak 4 kali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline