Lihat ke Halaman Asli

Roisul

Kunjungi tulisan saya yang lain di roisulhaq.blogspot.com saat ini sedang menjadi Guru demi mendidik, mencerdaskan anak bangsa.

Gara-gara Belajar di Rumah Siswa Jadi "Banyak Tanya", Pertanda Apa?

Diperbarui: 19 April 2020   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi siswa saat mendapat pengarahan guru di kelas| Sumber: Shutterstock via kompas.com

Indikasi Rasa Ingin Tahu Meningkat atau Literasi Kian Sekarat?

Peribahasa mengatakan “Malu bertanya sesat di jalan.” memang benar adanya. Salah satu kodrat manusia adalah untuk mencari tahu apa yang belum diketahui. Disadari atau tidak, sebenarnya seseorang lebih banyak belajar dari pertanyaan daripada jawaban.

Karena secara naluriah kita akan tertarik pada hal baru, untuk lebih memperdalamnya maka perlu proses eksplorasi diri dengan mencari jawaban dari pertanyaan tersebut agar tidak tersesat.

Hal seperti ini tentunya baik dilakukan oleh siswa yang sedang dalam masa pertumbuhan. Dan sudah menjadi tugas guru untuk meluruskan asumsi yang salah serta menjawab segala sesuatu yang ditanyakan muridnya. 

Namun ada juga ungkapan yang populer lawan dari "malu bertanya sesat dijalan" yaitu “banyak bertanya, memalukan.” 

Terkait dengan "banyak tanya" sebuah ungkapan untuk pertanyaan yang tidak penting, diulang-ulang, atau sesuatu yang mudah dicari jawabannya. Ini baru mungkin plesetan peribahasa itu ada benarnya.

Biasanya anak yang suka bertanya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga hal baru yang belum diketahui akan langsung dicari tahu. Dalam konteks ini siswa yang banyak bertanya bisa jadi merupakan indikasi bahwa si anak ini adalah cerdas, punya rasa ingin tahu yang tinggi, haus akan pengetahuan dan bisa dikatakan kreatif. 

Biasanya juga anak yang lemah literasi, kurang fokus terhadap sebuah informasi sehingga pertanyaan yang muncul jawabannya sudah jelas dalam informasi tersebut. Bukan apa-apa, hal semacam ini tentunya akan mempermalukan dirinya sendiri. 

Untuk itu,

Mari kita bedakan rasa ingin tahu dengan lemah literasi 

Sumber ilustrasi: psikologianak

Rasa ingin tahu (curiosity) melekat pada diri manusia karena pikiran manusia berkembang dari waktu ke waktu rasa ingin tahunya atau pengetahuannya selalu bertambah sehingga menjadi sebuah pengetahuan. 

Ada 2 faktor yang menyebabkan rasa ingin tahu tinggi pertama faktor internal dan kedua faktor eksternal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline